BAB 1
PENDAHULUAN
Data Link layer memiliki beberapa fungsi Spesifik. Fungsi-fungsi ini meliputi penyediaan interface layanan-layanan baik bagi network layer, penentuan cara pengelompokan bit dari physical layer ke dalam frame, hal-hal yang berkaitan dengan error transmisi, dan pengaturan aliran frame sehingga receiver yang lambat tidak akan terbanjiri oleh pengiriman yang cepat.
Fungsi data link layer adalah menyediakan layanan
bagi network layer.Layanannya yang penting adalah pemindahan data dari network
layer di mesinsumber ke network layer di mesin yang dituju. Tugas data link
adalahmentransmisikan bit-bit ke mesin yang dituju, sehingga bit-bit
tersebutdapat diserahkan ke network layer.
Tiga layanan dari Data Link Layer :
1. Layanan Unacknowledged Connec-tion Less
2. Layanan Acknowledged Connection-Less
3. Layanan Acknowledged Connection-Oriented
1. Layanan Unacknowledged Connectionless
Yaitu dimana mesin sumber mengirimkan sejumlah
frame ke mesin yang dituju dengan tidak memberikan acknowledgment bagi
diterimanya frame-frame tersebut. Tidak ada koneksi yang dibuat baik sebelum
atau sesudah dikirimkannya frame. Bila sebuah frame hilang sehubungan dengan
adanya noise, maka tidak ada usaha untuk memperbaiki masalah tersebu di data
link layer. Jenis layanan ini cocok bila laju error sangat rendah, sehingga
recovery bisa dilakukan oleh layer yang lebih tinggi. Layanan ini sesuai untuk
lalu lintas real time, seperti percakapan, dimana data yang terlambat dianggap
lebih buruk dibanding data yang buruk. Sebagian besar LAN menggunakan layanan
unacknowledgment connectionless pada data link layer.
2. Layanan Acknowledged Connectionless
Layanan inipun tidak menggunakan koneksi, akan
tetapi setiap frame dikirimkan secara independent dan secara acknowledgment.
Dalam hal ini, si pengirim akan mengetahui apakah frame yang dikirimkan ke
mesin tujuan telah diterima dengan baik atau tidak. Bila ternyata belum tiba
pada interval waktu yang telah ditentukan, maka frame akan dikirimkan kembali,
mungkin saja hilangnya acknowledgment akan menyebabkan sebuah frame perlu
dikirimkan beberapa kali dan akan diterima beberapa kali juga. Layanan ini akan
bermanfaat untuk saluran unreliablem, seperti sistem tanpa kabel.
3. Layanan Acknowledged Connection Oriented
Dengan layanan ini, mesin sumber dan tujuan
membuat koneksi sebelum memindahkan datanya. Setiap frame yang dikirim tentu
saja diterima. Selain itu, layanan ini menjamin bahwa setiap frame yang
diterima benar-benar hanya sekali dan semua frame diterima dalam urutan yang
benar. Layanan ini juga menyediakan proses-proses network layer dengan ekivalen
aliran bit reliabel. Pada layanan connection-oriented dipakai, pemindahan data
mengalami tiga fase (tahap). Fase I koneksi ditentukan dengan membuat kedua
mesin menginisialisasi variabel-variabel dan counter yang diperlukan untuk
mengawasi frame yang mana yang telah diterima dan mana yang belum. Fase II,
satu frame atau lebih mulai ditransmisikan. Fase III koneksi dilepaskna,
pembebasan variabel, buffer, dan resource lainnya yang dipakai untuk menjaga
berlangsungnya koneksi. Karena jarak dan peralatan, pengiriman
informasi, dapat mengalami perubahan atau melemah.
Umumnya interferensi
listrik. Kesalahan timbul dalam bentuk burst yaitu lebih dari satu
bit terganggu dalam satu satuan waktu. Deteksi error dengan Redundansi,
yaitu data tambahan yang tidak ada hubungannya dengan isi informasi yang
dikirimkan, berupa bit pariti. Berfungsi menunjukkan ada tidaknya
kesalahan data. Yaitu dengan mendeteksi dan mengoreksi
kesalahan yang terjadi. Makin banyak redundansi makin baik deteksi
errornya. Akibatnya makin rendah troughput dari data yang berguna.
Troughput adalah perbandingan antara data yang berguna dengan data
keseluruhan. Banyaknya tambahan pada redundansi sampai 100% dari jumlah
bit data.
Ada dua pendekatan untuk deteksi kesalahan :
1. Forward Error Control
Dimana setiap
karakter yang ditransmisikan atau frame berisi informasi tambahan (redundant)
sehingga bila penerima tidak hanya dapat mendeteksi dimana error terjadi,
tetapi juga menjelaskan dimana aliran bit yang diterima error.
2. Feedback (backward) Error Control
Dimana setiap karakter atau frame memilki
informasi yang cukup untuk memperbolehkan penerima mendeteksi bila menemukan
kesalahan tetapi tidak lokasinya. Sebuah transmisi kontro digunakan untuk
meminta pengiriman ulang, menyalin informasi yang dikirimkan.
Feedback error control dibagi menjadi 2 bagian,
yaitu :
1. Teknik yang digunakan untuk deteksi kesalahan
2. Kontrol algoritma yang telah disediakan untuk
mengontrol transmisi ulang.
Metode Deteksi Kesalahan :
1. Echo
Metode sederhana dengan sistem
interaktif . Operator memasukkan data melalui terminal dan mengirimkan
ke komputer. Komputer akan menampilkan kembali ke terminal, sehingga
dapat memeriksa apakah data yang dikirimkan dengan benar.
2. Error Otomatis
Metode dengan tambahan bit pariti.
Terdapat 2 cara :
a. Pariti Ganjil (Odd Parity)
Yaitu bit pariti yang
ditambahkan supaya banyaknya bit “1″ tiap karakter atau data ganjil.
b. Pariti Genap (Even Parity)
Yaitu bit pariti yang
ditambahkan supaya banyaknya bit “1″ tiap karakter atau data genap.
Yang akan dibahas pada makalah ini adalah prinsip
kerja dan arsitektur cara menemukan kesalahan pengiriman data dengan metode :
1. LRC
(Logitudional Redundancy Check),
2. VRC (Vertical Redundancy Check),
3. CRC (Cyclic Redundancy Check)
2. VRC (Vertical Redundancy Check),
3. CRC (Cyclic Redundancy Check)
BAB II
PEMBAHASAN
1. LRC (Logitudional Redundancy
Check)
cek redundansi longitudinal (LRC) atau cek redundansi horizontal adalah bentuk cek redundansi yang diterapkan secara independen untuk masing-masing kelompok paralel bit stream.Teknik Longitudinal Redundancy Check (LRC) ini bisa dikatakan merupakan pengembangan teknik parity check. Pada LRC, data (payload) disusun menjadi sejumlah baris yang ditentukan (blok), kemudian dilakukan perhitungan bit paritas untuk setiap baris dan setiap kolom. Bit paritas baris ditaruh di ujung kanan, sedangkan bit paritas kolom diletakkan dibagian bawah. Sedangkan urutan transmisi dimulai dari kolom paling kiri kearah bawah.
Gambaran LRC dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
cek redundansi longitudinal (LRC) atau cek redundansi horizontal adalah bentuk cek redundansi yang diterapkan secara independen untuk masing-masing kelompok paralel bit stream.Teknik Longitudinal Redundancy Check (LRC) ini bisa dikatakan merupakan pengembangan teknik parity check. Pada LRC, data (payload) disusun menjadi sejumlah baris yang ditentukan (blok), kemudian dilakukan perhitungan bit paritas untuk setiap baris dan setiap kolom. Bit paritas baris ditaruh di ujung kanan, sedangkan bit paritas kolom diletakkan dibagian bawah. Sedangkan urutan transmisi dimulai dari kolom paling kiri kearah bawah.
Gambaran LRC dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Untuk
melakukan perhitungan LRC, ditambahkan karakter tambahan (bukan satu bit) di
bagian kiri dan bagian bawah blok :
a. Block Check Character (BCC)
pada tiap blok data. Tiap bit BCC merupakan pariti dari semua bit dari blok
yang mempunyai nomor bit yang sama. Jadi bit 1 dari BCC merupakan pariti genap
dari semua bit 1 karakter yang ada pada blok tersebut, dan seterusnya
b. Ditentukan seperti parity, tetapi
menghitung secara longitudinal pada pesan (dan juga secara vertikal)
c. Kalkulasi berdasarkan pada
bit ke-1, ke-2 dst (dari semua karakter) pada blok menggunakan operator XOR
(paritas genap) atau ~XOR (paritas ganjil) :
· Bit
ke-1 dari BCC ß jumlah 1 pada bit ke-1 dari karakter
· Bit
ke-2 dari BCC ß jumlah 1 pada bit ke-2 dari karakter
· 98%
laju deteksi error untuk burst errors ( > 10 bit)
·
Mampu mengoreksi error sebuah bit
·
Mampu mengoreksi error sebuah drive yang rusak (dalam RAID)
·
Perbaikan signifikan dibandingkan parity checking
Contoh : Akan dilakukan pentransmisian string “DATA” dengan
teknik LRC paritas ganjil. Data tersebut diubah menjadi sebuah blok yang
terbagi menjadi empat baris. Masing-masing karakter direpresentasikan dengan
biner kemudian dihitung paritasnya baik secara longitudinal maupun horizontal.
Ternyata blok yang diterima oleh
penerima seperti pada tabel 1 dibawah ini.
Perhitungan
paritas pada sisi penerima, untuk baris 2 menghasilkan 0 (genap) yang
seharusnya 1 (ganjil) seperti pada baris yang lain. Demikian pula kolom 6
menghasilkan 0 (genap) yang seharusnya 1 (ganjil) seperti pada kolom yang lain.
Jika dua error ini disilangkan maka akan diketahui bahwa error terjadi pada bit
di baris 2 kolom 6.
Koreksi
dilakukan dengan menginversi bit 0 menjadi 1 atau 1 menjadi 0 pada posisi bit
yang baris dan kolomnya dinyatakan error.
Untuk
pengecekan error tambahan byte (atau
kata) ditambahkan ke sebuah blok data untuk mengungkapkan korupsi data. Bit n
of this byte indicates whether there was an even or odd number of "1"
bits in bit position n of the bytes in the block. Bit n byte ini
menunjukkan apakah ada jumlah genap atau ganjil dari "1" bit pada
posisi bit n byte di blok tersebut. The parity byte is computed by XOR ing
the data bytes in the block. Paritas byte dihitung dengan XOR ing
byte data dalam blok. Longitudinal parity allows single bit errors to be
detected. paritas longitudinal memungkinkan kesalahan-kesalahan bit
tunggal untuk dideteksi.
2.
VRC (Vertical Redundancy Check)
VRC (Vertical Redundancy Check)
Adalah metode pengecekan eror yang melekat sedikit paritas untuk setiap byte
data yang akan dikirim, yang kemudian di uji untuk menentukan apakah transmisi
benar. Metode ini dianggap agak diandalkan. Jika angka ganjil dari bit yang
menyimpang, periksa tidak akan mendeteksi kesalahan.
Sebuah pengecekan paritas metode sederhana error
kontrol yang digunakan dalam transmisi asinkron dan penyimpanan utama. Lihat
Tabel V-2.VRC memerlukan yang menambahkan sebuah bit paritas pada akhir setiap
karakter atau nilai untuk membuat value.The bit total surat aneh atau bahkan
matematika V, misalnya, dalam ASCII, dikodekan sebagai urutan sedikit 0110101,
yang bahkan jumlah tanda, atau 1 bit. Jika jaringan diatur untuk default
paritas ganjil, bit paritas akan menjadi 1, seperti yang akan membuat byte
delapan-bit dengan, urutan 01.101.011 sehingga menciptakan nilai paritas
ganjil. Atau bit paritas akan menjadi 0 jika jaringan ditetapkan untuk
bahkan paritas, seperti yang akan membuat byte delapan-bit dengan, urutan
01.101.010 sehingga mempertahankan nilai paritas genap. Perangkat penerima
mengeksekusi proses matematis yang sama untuk memastikan bahwa nilai bit yang
benar total diterima, maka penggunaan istilah redundansi dan memeriksa.
Berbicara dalam hal cara logis di mana manusia menambahkan nomor fisik
diposisikan dalam kolom, kedua perangkat jumlah bit nilai vertikal, sebagaimana
digambarkan dalam tabel berikut, maka penggunaan istilah vertical.VRC mudah dan
murah diterapkan di komputer mempekerjakan transmisi asynchronous, namun sangat
bisa diandalkan, sebagai dua bit errored dalam karakter menghasilkan suatu
kesalahan tidak terdeteksi. Selanjutnya, VRC tidak memberikan sarana yang melekat
pada kesalahan correction.VRC sering dicirikan sebagai mengirim dan berdoa.
3. CRC (Cyclic
Redundancy Check)
CRC (Cyclic Redundancy Check) adalah
algoritma untuk memastikan integritas data
dan mengecek kesalahan pada suatu data yang akan ditransmisikan atau disimpan.
Data yang hendak ditransmisikan atau disimpan ke
sebuah media penyimpanan rentan sekali mengalami kesalahan, seperti halnya
noise yang terjadi selama proses transmisi atau memang ada kerusakan perangkat
keras. Untuk memastikan integritas data yang hendak ditransmisikan atau
disimpan, CRC dapat digunakan. CRC bekerja secara sederhana, yakni dengan
menggunakan perhitungan matematika terhadap sebuah bilangan yang disebut
sebagai Checksum, yang dibuat berdasarkan total bit yang hendak ditransmisikan
atau yang hendak disimpan.
Dalam transmisi jaringan, khususnya dalam jaringan
berbasis teknologi Ethernet, checksum akan dihitung terhadap setiap frame yang
hendak ditransmisikan dan ditambahkan ke dalam frame tersebut sebagai informasi
dalam header atau trailer. Penerima frame tersebut akan menghitung kembali
apakah frame yang ia terima benar-benar tanpa kerusakan, dengan membandingkan
nilai frame yang dihitung dengan nilai frame yang terdapat dalam header frame.
Jika dua nilai tersebut berbeda, maka frame tersebut telah berubah dan harus
dikirimkan ulang.
CRC didesain sedemikian rupa untuk memastikan
integritas data terhadap degradasi yang bersifat acak dikarenakan noise atau
sumber lainnya (kerusakan media dan lain-lain). CRC tidak menjamin integritas
data dari ancaman modifikasi terhadap perlakukan yang mencurigakan oleh para
hacker, karena memang para penyerang dapat menghitung ulang checksum dan
mengganti nilai checksum yang lama dengan yang baru untuk membodohi penerima.
Kode
pendeteksian kesalahan yang paling umum serta paling hebat adalah Cyclic Redundancy Check (CRC) yang dapat digambarkan
sebagai berikut, dengan adanya blok bit k-bit, atau pesan, transmitter
mengirimkan suatu deretan n-bit, disebut sebagai Frame Check Sequence (FCS),
sehingga frame yang dihasilkan, terdiri dari k+n bit, dapat dibagi dengan jelas
oleh beberapa nomor yang sebelumnya sudah ditetapkan. Kemudian receiver membagi
frame yang datang dengan nomor tersebut dan, bila tidak ada sisa, maka
diasumsikan tidak terdapat kesalahan.
Untuk
menjelaskan hal tersebut, kita dapat menggunakan dua cara yaitu:
a. Modulo 2
Aritmatik
Modulo 2 aritmatik menggunakan
penambahan biner tanpa pembawa, yang hanya merupakan operasi EX-OR saja.
Pengurangan biner tanpa pembawa juga diterjemahkan sebagai operasi EX-OR.
Sebagai contoh:
Untuk Gambar Di sini silahakan cari
sendiri yach... bukannya aku pelit tapi.. gambarnya aku tdk dapat temukan yang
bagus2 mas brow... klik di sini
b. Polynomials
Cara kedua mengamati proses CRC
adalah dengan menyatakan seluruh nilai sebagai polynomial dalam suatu model
variabel X, dengan koefisien-koefisien biner. Koefisien berhubungan dengan
bit-bit dalam angka biner. Jadi, untuk M = 110011, kita peroleh M(X) = X5
+ X4 + X + 1, dan untuk P = 11001, kita peroleh p (X) = X4
+ X3 + 1. Operasi aritmetik lagi-lagi berupa modulo 2.
Error E(X)
hanya akan menjadi tak terdeteksi bila dibagi dengan P(X). Hal ini bisa
ditunjukkan bahwa semua kesalahan berikut ini tidak dibagi dengan pilihan P(X)
yang sesuai dan karenanya mampu dideteksi:
· Semua bit kesalahan tunggal
· Semua bit kesalahan ganda,
selama P(X) memiliki sedikitnya tiga 1s
· Apapun angka kesalahan yang
garijil, selama P(X) memuat faktor (X + 1)
· Apapun banyaknya
kesalahan dimana panjangnya kurang dari panjang polynomial pembagi; yakni,
kurang dari atau setara dengan panjang FCS.
· Kesalahan
yang besar sekali
Selain itu,
dapat pula ditunjukkan bahwa bila semua pola kesalahan dianggap sama, maka
untuk kesalahan dari panjang r + 1, probabilitas dari kesalahan yang tak
terdeteksi E (X) dibagi dengan p (X) l adalah 1/2r-1, dan untuk kesalahan yang
lebih panjang, probabilitasnya adalah 1/2r-1, dimana r adalah
panjang FCS.
Empat versi P(X) yang telah digunakan secara luas
adalah:
Sistem CRC-12 dipergunakan untuk transmisi sederatan sebesar 6-bit karakter dan menbangkitkan 12-bit FCS. Baik CRC-16 maupun CRC-COTT populer untuk 8-bit karakter, masing-masing di Amerika Serikat dan Eropa, di mana keduanya sama-sama menghasilkan 16-bit FCS. Nampaknya ini sesuai untuk sebagian besar aplikasi, meskipun CRC-32 ditentukan sebagai salah satu pilihan untuk standar transmisi synchronous ujung-ke-ujung.
Sistem CRC-12 dipergunakan untuk transmisi sederatan sebesar 6-bit karakter dan menbangkitkan 12-bit FCS. Baik CRC-16 maupun CRC-COTT populer untuk 8-bit karakter, masing-masing di Amerika Serikat dan Eropa, di mana keduanya sama-sama menghasilkan 16-bit FCS. Nampaknya ini sesuai untuk sebagian besar aplikasi, meskipun CRC-32 ditentukan sebagai salah satu pilihan untuk standar transmisi synchronous ujung-ke-ujung.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
cek redundansi longitudinal (LRC) atau cek redundansi
horizontal adalah bentuk cek redundansi yang diterapkan secara independen untuk masing-masing kelompok paralel bit
stream.Teknik Longitudinal Redundancy Check (LRC) ini bisa dikatakan merupakan
pengembangan teknik parity check.
VRC (Vertical Redundancy Check) Adalah metode
pengecekan eror yang melekat sedikit paritas untuk setiap byte data yang akan
dikirim, yang kemudian di uji untuk menentukan apakah transmisi benar. Metode
ini dianggap agak diandalkan.
CRC (Cyclic Redundancy Check) adalah
algoritma untuk memastikan integritas data
dan mengecek kesalahan pada suatu data yang akan ditransmisikan atau disimpan.
0 komentar:
Post a Comment