Kali ini yang saya paparkan adalah Contoh Makalah/Materi tentang Historis, Definisi, dan Ruang Lingkup Disiplin Teknik Industri. Mudah-mudahan bisa bermanfaat dan
bisa membantu teman-teman dalam mencari bahan referensi mengenai Materi
tersebut. Semakin banyak contoh Makalah yang di dapat semakin mudah kita mengerjakan tugas-tugas makalah yang diberikan oleh guru maupun dosen.
Langsung saja lihat contoh makalah/materinya yang ada di bawah ini :
1.1.
Pendahuluan
Teknik Industri — istilah mi diterjemahkan dan kata industrial
Eiiguieering — sebagai suatu disiplin ilmu keteknikan yang baru, lahir melalui
suatu proses evolusi yang lama sejak Revolusi Industri yang berlangsung sekitar
dua abad larnpau. Disiplin mi muncul dan berkembang untuk memenuhi kebutuhan
akan tenaga-tenaga yang ahli dan terampil dalam hal perencanaan,
pengorganisasian, pengoperasian serta pengendalian suatu sistern
produksi/industri yang luas dan kompleks. Kebutuhan untuk meningkatkan
efektivitas, efisiensi maupun produktivitas sistem produksi merupakan pendorong
utama rnunculnya disiplin Teknik Industri.
Disiplin ataupun profesi Teknik Industri maupun Teknik dan
Manajernen Industri dalarn hal mi diharapkan mampu rnenyiapkan tenaga abli dan
terampil didalarn mengelola (me”manajemen”i) sistem produksi atau sistem
industri yang rnelibatkan komponen-komponen manusia, material, mesin/fasilitas
produksi lainnya, energy dan informasi secara integral. Disiplin mi juga
mengikhtiarkan pencapaian hasil secara optimal dan pengelolaan faktor-faktor
produksi yang didukung oleh pertimbangan kelayakan teknis dan kelayakan
sosioekonomis dengan mengutamakan peranan manusia sebagai faktor produksi yang
utama. Dalarn perubahan pola produksi yang memiliki kecenderungan untuk
mengaplikasikan teknologi yang semakin canggih, maka disiplin teknik industri
dalam hal mi mencoba menganalisis interaksi antara sistem manusia-mesin secara
seimbang dan mengupayakan peningkatan produktivitas secara optimal.
Disiplin teknik industri pada dasarnya akan memberi bekal dan
kemampuan untuk melihat serta menyelesaikan segala permasalahan industri dengan
konsep pendekatan sistem (system aproach). Disipliri mi juga melihat segala
permasalahan industri dengan tinjauan dan aspek-aspek teknis — sesuai dengan
atibut ilmu keteknikan (etigineeriiig) yang disandangnya — dan juga aspek-aspek
non teknis yaitu kondisi sosio-ekonomis. Wawasan “ Tekno-Sosio-Ekoiioinis”
merupakan ciri yang menonjol dan profesi Teknik Industri. Dalarn konteks
disiplin Teknik Industri, maka yang dimaksudkan dengan industri disini meliputi
sernua tipe organisasi usaha/produksi yang ada, baik yang bergerak di sektor
produksi barang (industri manufaktur) ataupun jasa (service industri).
Prinsip-prinsip dasar dan disiplin Teknik Industri
dan justru dan
sini akan menunjukkan fleksibilitas (keluwesan) dan luasnya lapangan pekerjaan
yang bisa ditangani oleh disiplin Teknik Industri tersebut — akan mampu
diaplikasikan pada berbagai sektor lapangan kerja seperti pertanian, rumah
sakit, jasa bank/asuransi, jasa transportasi/ distribusi, organisasi
pemerintahan dan sebagainya, selain industri/pabrik rnanufaktur sendiri
tentunya.
1.2. Pengertian tentang Industri dan Manajemen
Industri
Sebelum berbicara lebih jauh lagi mengenai apa dan bagairnana
disiplin Teknik Industri, maka terlebih dahulu kita mencoba memformulasikan
mengenai arti industri ataupun manajemen industri itu sendiri. Secara definitif
industri bisa diartikan sebagai suatu Iokasi/ tern pat d irnana aktivi tas
produ ksi akan diselenggarakan; sedangkan aktivitas produksi hisa dinyatakan
sebagai sekumpulan aktivitas yang diperlukan untuk rnengubah satu kumpulan
masukan (human resources, materials, energy, informasi, dan lain-lain) menjadi
produk keluaran (finished product atau service) yang memiliki nilai tambah. Sering
kali dijurnpai pengertian yang salah di dalam mengartikan industri vaitu adanya
anggapan bahwa industri akan selalu menghasilkan produk-produk nyata (benda
fisik). Proses produksi dalam sebuah industri selain bisa memberikan output
nyata bisa pula menghasilkan produk-produk yang tidak nyata (abstrak) seperti
halnya kita jumpai dalam industri jasa pelayanan. Dalam bentuk diagram proses
produksi untuk merubah input menjadi output dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar
LI.
Diagram input-output dalarn proses produksi
Di dalam proses produksi akan terjadi suatu proses perubahan bentuk
(transformasi) dan input yang dimasukkan baik secara phisik maupun non phisik.
Disini akan terjadi pada apa yang disebut dengan pemberian nilai tamhah (value
added) dan input material yang diolah. Penambahan nilai tersebut bisa ditinjau
dan aspek penambahan nilai fungsional maupun nilai ekonomisnya. Proses produksi
atau bisa juga dikatakan sehagai proses transformasi input menjadi output
tidaklah hisa berlangsung sendirian, karena hal tersebut akan mengakibatkan
proses produksi menjadi tidak terarah dan tidak terkendali. Agar proses
produksi bisa berfungsi secara lebih efektif dan efisien, maka dalam hal mi
perlu dikaitkan dengan satu proses lain yang akan mampu memberi arah,
mengevaluasi performans, dan membuat penyesuaian dengan lingkungan industri
yang selalu berubah-ubah. Untuk rnaksud inilah diperlukan satu proses manajemen
yang selanjutnya lebih dikenal dengan manajemen industri. Dengan demikian maka
diagram dan sistem produksi yang merupakan kombinasi dan proses produksi dan
proses manajemen bisa digambarkan sebagai berikut:
Adanya proses
manajemen jelas akan memberikan ketetapan
mengenai:
- Sistern
nilai dan tujuan yang ingin dicapai
- Struktur
organisasi dikaitkan dengan hirarki, tanggung jawab dan wewenang
- Perancangan,
perencanaan dan pengendalian aktivitas operasional yang harus
dilaksanakan.
Secara lebih
spesifik fungsi yang harus dilaksanakan oleh proses manajemen industri akan
mencakup 3 (tiga) fungsi pokok yaitu herkaitan dengari fungsi pemasaran
(marketing), fungsi pcndanaan (finance) dan fungsi produksi (production).
Fungsi pemasaran dalarn hal mi bertanggung-jawab untuk menumbuhkan kehutuhan
(demand) dan output produk yang dihasilkan. Fungsi produks.i bertanggungjawab
untuk membuat dan menghasilkan produk untuk merealisasikan kehutuhan. Sedangkan
fungsi untiik pendanaan memiliki tanggung jawab untuk menyediakan dana yang
cukup dalam menunjang proses produksi baik kebutuhan dana yang bersifat jangka
pendek maupun panjang.
1.3.
Wawasan Teknik Industri dan Analisa Manajemen
Dalarn menghadapi permasalahan-permasalahan industri yang sernakin
tidak pasti dan saling kait-mengkait dengan lingkungannya maka diperlukan satu
pendekatan yang mampu dipakai untuk rnemecahkan permasalahan tersebut secara
tepat. Pengelolaan industri tidaklah hisa hanya dijalankan berdasarkan intuisi,
logika umum, pertimbangan-pertimbangan yang lehih mengandalkan spekulasi bisnis
sernata, atau modal pengalaman saja; melainkan harus diramalkan, direncanakan,
diorganisir, dioperasikan dan dikendalikan berdasarkan analisa kuantitatif
melalui perhitungan-perhitungan yang seksama. Frederick Winslow Taylor — yang
merupakan pioner pengembangan ilmu Teknik Industri memperkenalkan pendekatan
manajemen ilmiah (scientific management) untuk menyelesaikan masalah-masalah
industri secara Iebih pasti. Pernyataan Taylor yang terkenal “knowing exactly what you want to do, and
then seeing that they do it in the best
and cheapest way” memberi landasan filosofis baru dalam aktivitas manajemen
di Iantai produksi.
Ilmu keteknikan (engineering) dan ilrnu manajemen pada dasarnya
memiliki filosofis dasar yang sama. Kalau ada perhedaan maka itu hanyalah
terletak pada obyek yang dihadapi. Manusia teknik (engineer) atau manusia
manajemen (manager) dalam lingkungan yang kompleks (industri), keduanya harus
mampu mengalokasikan secara optimal segala sumbcr untuk di”input”kan ke dalam
proses produksi atau operasional yang ada. Keduanya juga harus mampu
mengidentifikasikan dan mengevaluasi hubungan/ interaksi dan komponen-komponen
(sub-systems) dan sistem produksi/ industri yang ada. Ilmu keteknikan dan ilmu
manajemen sedikit memiliki perbedaan dalarn hal penguasaannya terhadap sub-sistem
yang dihadapi. Seorang manusia teknik (engineer) terutarna sekali lebih
tertarik pada sub-sistem material yaitu berbicara mengenai metoda atau proses
pengolahan material tersebut melalui rancangan-rancangan teknis. Ia seringkali
bekerja dalam situasi yang serba pasti dimana semua prob1cm sudah
diidentifikasikan dengan jelas. Segala bentuk ketidakpastian sudah dianalisis
secara signifikan melalui informasi --- baik yang diperoleh berdasarkan ilmu
yang dikembangkan melalui eksperirnen atau standard-standard yang tersedia ---
mengenai perilaku atau sifat-sifat material yang menjadi obyek studinya.
Di lain pihak seorang manajer, ruang lingkup pengamatannya lebih
ditekankan pada pengalokasian sumher daya manusia atau sumher input Iainnya.
Problem yang dihadapi cenderung lebih bersifat tidak pasti dan tidak
terdefinisikan secara jelas dibandingkan dengan problem yang dihadapi oleh
seorang engineer. Ta seringkali harus bekerja dalam situasi yang serba
niengambang karena berhadapan dengan perilaku-perilaku manusia yang serba sulit
untuk diterka kemauannya. Demikian pula seseorang manajer sering pula
dihadapkan pada kondisi-kondisi lingkungan di luar organisasi (industri) yang
serba cepat berubah, tak terkendali, sulit diramal dan sebagainya; tetapi semua
itu memberi pengaruh signifikan terhadap eksistensi organisasi yang
dikendalikannya. Perbedaan ruang lingkup wawasan manusia teknik (engineer) dan
manusia manajemen (manager) tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
-Problem
terdefinisikan
-Sub-sistem
material
-Penuh
dengan faktor yang serba pasti
-Asumsi
berlangsung secara continue analitis
-Data-data
bisa dikembangkan baik
-Keputusan
diambil secara Analitis
-Sub-sistern
manusia
-Banyak
berhadapan dengan factor yang tidak pasti
-
Asumsi tidak berlaku secara kontinue
-Data
base tidak lengkap
-Keputusan
lebih banyak diambil berdasarkan intuisi
Gambar 1.3.
Ruang Lingkup
Wawasan Regional Industri
Dalam menghadapi masalah-masalah industri yang merupakan sistem
integral dengan kompleksitas yang tinggi, seringkali dirasakan bahwa
teknik-teknik kuantitatif — yang merupakan ciri dan disiplin engineering —
kurang memadai. Di lain pihak penyelesaian masalah hanya dengan modal
pengalaman dan intuisi semata sering dirasakan kurang dalam hal ketetapan dan
kepastiannya. Penyelesaian melalui pengambilan keputusan secara kualitatif —
yang justru merupakan ciri ilmu manajemen — tidak bisa memberikan ketegasan.
Karena itu dirasakan perlu adanya satu cara penyelesaian masalah yang dapat
mengisi di antara kedua pendekatan di atas. Engineering management — yang
selanjutnya bisa kita namakan saja sebagai manajemen teknik atau manajemen
industri — merupakan jawaban terhadap persoalan tersebut. Disiplin Teknik
Industri dalam hal mi memberikan alternatif untuk menjembatani persoalan-persoalan
yang tidak tertangani oleh disiplin keteknikan lainnya dengan
persoalan-persoalan yang dihadapi oleh disiplin non-teknik (manajemen) didalam
menyelesaikan problematik industri. Teknik Industri obyek telaahnya adalah
sistem produksi integral. Disiplin Teknik Industri sesuai dengan ciri
keteknikannya akan dituntut untuk memahami dasar-dasar teknik matematika dan
fisika) ataupun pengetahuan proses produksi secara mendasar. Di sisi lain
Teknik Industri sebagai totalitas harus menguasai dan mengenal analisa
manajemen secara mendalam. Di samping Jibebani tugas-tugas yang bersifat
teknis, maka disiplin mi juga akan dibebani dengan tugas-tugas manajerial.
Analisa manajemen dalam suatu industri haruslah juga didasarkan pada analisa
dan proses pengambilan keputusan terhadap sistem integral. Untuk bisa
mengidentifikasikan permasalahan dan sebuah sistem produksi yang integral tadi
diperlukan kemampuan untuk me”model”kan sistem Jalam bentuk simulasi-simulasi
industri.
Dari uraian tersebut di atas maka disiplin Teknik Industri akan
memiliki kelebihan-kelebihan didalam menangani persoalan-persoalan rndustri
yang kompleks. Dengan penguasaan teknologi ataupun dasarJasar engineering yang
kuat dikombinasikan dengan pengetahuan mengenai ilmu-ilmu sosial-ekonomis; maka
disiplin Teknik Industri akan dapat mensintesakan pendekatan kuantitatif dan
pendekatan kualitatif didalam analisa manajemen industri. Beraneka ragamnya
Iatar belakang pengetahuan yang harus dikuasai oleh seorang Teknik :ndustfi
memberikan kemungkinan adanya penugasan bersifat teknis maupun manajerial.
1.4. Ciri-Ciri
Disiplin Keteknikan (Engineering) secara Umum dan Teknik Industri secara Khusus
Sebelum membicarakan rnengenai arti atau definisi umum dan disiplin
Teknik Industri maupun Teknik dan Manajernen Industri, maka ada baiknya kita
tinjau terlehih dahulu pengertian/definisi tentang ilmu teknik, keteknikan
ataupun engineering yang merupakan “induk” atau “batang pokok” dan disiplin
Teknik Industri tersebut. Engineering konon berasal dan kata “ingeniuni” atau
“ingeinators” yang merupakan senjata dan legiun tentara Romawi yang dipakai
untuk menjebol dinding-dinding pertahanan musuh. Kata mi kemudian berubah
menjadi “engineer” yang dikaitkan dengan individu-individu yang memiliki
interest untuk menciptakan teknologi perang atau yang berkaitan erat dengan “
military i’ngi ileering”. Pada perkembangan selanjutnya istilah inipun kemudian
diaplikasikan untuk aktivitasaktivitas non-militer yang kemudian kita kenal
dengan istilah “civil engineering atau teknik sipil.
Secara definitif ilmu teknik, keteknikan ataupun engineering bisa
dinyatakan sebagai:
‘The profession in which a
knowledge of the mathematical and natural sciences gained (nj study,
experience, and practice is applied with jiidg— went to develop ways to
utilize, economically, the materials and forces of nature for time bcnetif of
muon kind”
Dari definisi di atas tampak bahwa profesi keteknikan mi akan banyak
mengaplikasikan ilmu pengetahuan (science) dan teknologi untuk memenuhi
kebutuhan manusia. Disiplin mi terutarna sekali mencoba mengaplikasikan metoda
analitik/ matematik, prinsip-prinsip dan hukum fisika dan ilmu-ilmu sosial yang
dikembangkan melalui proses-proses yang kreatif untuk mengatasi problem merubah
bahan haku (raw materials) ataupun sumber-sumber alamiah lainnya untuk mom
peroleh output yang bisa memuaskan kebutuhan manusia. Proses yang berkaitan
dengan aktivitas konversi ataupun transformasi mi biasanya kita sebut sebagai
proses perancangan (design) yang memberi ciri khusus profesi engineering mi
yang tidak kita jumpai dalam profesi lainnya. Apakah yang dimaksud dengan
proses perancangan (design) ini ? Yang pasti, proses perancangan akan sangat
banyak memerlukan sejumlah kreativitas yang dalam hal mi diternpuh melalui
aktivitas analisis dan sintesis. Dalam Iangkah analisis yang lebih umum
dikaitkan dengan “existing systems” akan mencoba menguraikan prob1cm ke dalam
elernen-elemen yang fundamental untuk lebih memperoleh detail permasalahan yang
dihadapi; scdangkan langkah sintesis yang lehih sering dikaitkan dengan upaya
rnernperoleh “new/ improved system” mencoha memadukan elemen—elernen
permasalahan yang selesai dikaji ke dalam satu kesatuan pemecahan masalah yang
hulat. Proses engineering pada prinsipnya akan hanyak melibatkan Iangkah-Iangka
h analisis dan sintesis. Berikut akan coba digambarkan Iangkah-lan gkah dasar
dan proses engineering (perekayasaan).
Berdasarkan pada pendefinisian tentang ilmu teknik, keteknikan atau
engineering tersebut, maka istilah “engineer” (manusia teknik atau sang
“insinyur”) dapat diartikan sebagai individu yang mampu mempergunakan ilmu
mateinatika dan pengetahuan a/am (fisika), ilmu keteknikan, prinsip-prinsip dan
metoda analisis man pun perancangan (design) teknik yang diperolehnia baik
melalui jalur pendidikan, pen galaman inaupun percohaan (eksperiinen) yang
telah dilakukannya sehingga dia mamiliki kualifikasi untuk mempraktekannnya.
Berkaitan dengan definisi, arti maupun formulasi yang telah
diuraikan tersebut di atas maka sampailah kita pada upaya menarik kesimpulan
umum mengenai apa dan bagaimana sebenarnya yang dimaksud dengan disiplin Teknik
Industri ataupun Teknik dan Manajemen Industri. Teknik Industri (Industrial
Engineering) seringkali disebut sebagai Teknik Produksi/ Operasional
(Production/ Operation Engineering) merupakan disiplin ilmu teknik atau
keteknikan yang berkaitan dengan proses-proses produksi atau transformasi
(konversi) material ke keadaan (output) yang berbeda dan lebih berguna dengan
memperhatikan bentuk, lokasi atau waktu. Istilah Teknik Industri mi kernudian
dikembangkan lagi menjadi Teknik dan Manajemen Industri untuk memberi penekanan
pada fungsi dan peran “proses Inallajenien” didalam merancang, merencanakan,
mengomganisir maupun mengendalikan proses produksi yang berlangsung. Apapun
istilah yang dipakai jelas disiplin Teknik Industri akan memiliki tanggung
jawab pokok yaitu untuk merancang cara (medium/metoda) berproduksi agar
tercapai kondisi yang lebih disukai, sebagai contoh adalah memaksimalkan laju
pengembalian investasi (rate of investment) yang telah ditanamkan. Hal temsebut
dapat digambarkan dalam diagram herikut:
Dari diagram di atas tampak bahwa
tugas pokok dan disiplin Teknik Industri adalah untuk menspesifikasikan
“black-box” tersebut dalam anti membuat rancangan media produksi yang efektif
dan efisien. Media produksi dirnana seorang Teknik Industri akan banyak
terlibat merupakan kondisi yang kompleks, agregasi, saling berkaitan dan
melibatkan komponen-komponen produksi seperti manusia, mesin, material,
jaringan informasi dan lain-lain.
Dalam rumusannya
— yang selanjutnya akan dipakai sebagai definisi standard — Institute of
Industrial Engineers (1985) menyatakan bahwa:
Industrial engineering is
concerned with the design, unpronenien t and installation 01 integrated
si/stems of people, materials, information, equipment and cnergij. It draws
upon speciali:ed knowledge and skill in the mathematical, plnsical, and social
sciences together with time principles and methods of engineering anahsis and
dcsign to specitij, predict, and L’pahiatl’ the result to be obtained from such
systems.
Dan definisi tersebut di atas maka disiplin Teknik Industni bisa
diartikan sehagai keahlian teknik (engineering) yang berfungsi untuk merancang
(design) fasilitas-fasilitas produksi seperti pemilihan proses manufakturing,
perencanaan fasilitas (lokasi, layout, dli) dan tata cara herprod uksi (methods
engineering). Selain itu yang tidak kalah pcntingnya disiplin Teknik industri
mi juga bertanggung—jawab untuk merancang proses pengelolaan (manajemen) d an
proses prod uksi/ operasional agar sistern produksi tersebut hisa
diselenggarakan secara terencana, terorganisir dan terkendali. Disiplin Teknik
Industni pada hakikatnya juga mengusahakan tercapainya pencapaian hasil secara
optimal dan pengelolaan takton-faktor produksi yang didukung oleh pertimbangan
kelayakan teknik dan kelayakan ekonomis.
Secara umurn dikenal dua aliran dalarn disiplin Teknik Industri
vaitu aliran Teknik Industni tradisionul dan aliran Teknik Industri iuiod— e
01. Aliran tradisional leb ih rnenitik-beratkan perhatiannva pada halhal yang
bersifa praktis nyata heru pa pemecahan masalah-masalah yang dibatasi oleh
dinding-dinding industri.
Selanjutnya aliran Teknik Industni modern cenderung menekankan
aplikasinya pada hal-hal yang bersi fat teori tis dan abstrak. Istiiahnya
adalah keterlibatan dalam masalah-masalah yang tid ak dibatasi oleb dind ing-d
inding industni. Permasalahan pokok yang dihadapi adalab hahwa rnasalah-masalah
industri ternyata tidak lagi terpusat dalam wilayah yang dibatasi oleh
dinding-dinding industri itu sendini, tetapi juga dipengaruhi oieh sistern dan
lingkungan yang berada di Iuarnya, sehingga tidak bisa tidak harus pula
diaplikasikan konsep pendekatan sistem dengan memperhatikan segala macam
kondisi yang berpengaruh dan memiliki kaitan erat dengan rnasalahmasalah
industri. Pendekatan sistern (system approach) akan memberikan warna yang khas
di dalam aliran Teknik Industri modern. Selain itu aliran modern akan
mengaplikasikan teknik-teknik baru untuk rnemecahkan permasalahan yang abstrak
dan kompleks seperti Operation Research, Analisa dan Permodelan Sistem,
Jaringan Kerja, Komputerisasi, dan lain lain. Aliran Modern mi tidak saja
mencoba memecahkan masalah-masalah industri yang bersifat deterministik,
melainkan juga sanggup memecahkan persamalahan yang kompleks, abstrak dan
bersifat prohabilistik.
Selanjutnya berdasarkan aktivitas-aktivitas yang harus bisa
dijangkau oleh profesi Teknik Industri, maka kurikulum Pendidikan Teknik
Industri haruslah disesuaikan ke arah sana. Secara garis besarnya kurikulum
Teknik Industri dapat dikelompokkan sebagai berikut:
- KELOMPOK ILMU DASAR (BASIC
SCIENCE): meliputi materimateri pokok yang
berkaitan erat dengan ilmu-ilmu dasar teknik seperti matematika, fisika,
kimia, dan komputer. Selain itu juga diberikan materi-materi dasar urnum
(MKDU) yang memiliki kaitan erat dengan ilmu-ilmu sosial seperti
Pancasila, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, Agama, dan sehagainya.
- KELOMPOK DASAR TEKNIK
(ENGINEERING DESIGN):
- dengan materi pokok antara lain Men ggambar Tcknik, Perancangan
- Proses (Teknologi Mekanik), Elektronika, dan lain-lain.
- KELOMPOK ILMU
KETEKNIKAN (ENGINEERING SCIENCE) yang dalam
hal mi terbagi dalam 2 klasifikasi yaitu:
·
Kelompok Non-Teknik Industri : seperti
Pengetahuan dan Pengolahan Bahan, Mekanika Teknik, Termodinamika, Penggerak
Mula dan lain-lain.
·
Kelompok Teknik Industri : seperti
Operation Research, Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan, Methodis
Engineering, Statistik Industri, Perencanaan dan pengendalian Produksi,
Dinamika Industri, Simulasi Sistem Industri dan sebagainya.
Dengan memperhatikan aplikasi dan kebutuhan di industri, maka
disiplin Teknik Industri akan merancang sistem industri yang berorientasi pada
perancangan aktivitas manusia (human activity system) dan perancangan sistem
pengendalian manajemen (management control system). Human activity system akan
berkaitan dengan rancangan sarana kerja fisik dimana aktivitas manusia akan
discienggarakan, sedangkan management control system berkaitan dengan prosedur
untuk perancangan, pengukuran dan pengendallan semua aktivitas organisasi. Human
activity system dalam organisasi akan mencakup elemen-elemen berikut ini:
- Proses manufacturing atau prosedur-prosedur proses lainnya
dalam industri jasa, kimia, dan lain-lain.
- Material, mesin dan peralatan, metoda kerja.
- Tata letak (layout) dan fasilitas dan aliran material (termasuk
pula peralatan dan metoda pemindahan material).
- Desain area kerja (stasiun kerja).
- Prosedur perawatan, keselarnatan dan kesehatan kerja.
Sedangkan imlaiiagemnciit control system dan suatu organisasi
terdiri dan elemen-elemen antara lain seperti:
- Sistem rnanajemen perancangan.
- Prosedur peramalan, perencanaan dan pengendalian produksi
- Analisa ekonorni dan penganggaran.
- Perancangan penggajian, upah dan insentif/bonus.
- Perancangan organisasi, alokasi sumber daya manusia
(recruiting, training dan alokasi sumber daya manusia).
- Perencanaan kebutuhan material, sistern pengendalian
persediaan, sistem pengendalian kualitas, dan lain-lain.
Walaupun elernen-elemen yang telah disebutkan di atas tadi ‘iemakai
terminologi untuk industri rnanufakturing, bukan berarti anva berlaku untuk
sistem manufaktur akan tetapi juga dapat iaplikasikan untuk semua sistem
industri (industri jasa, pertanian, an lain-lain).
Disiplin Teknik Industri pada dasarnya akan mampu melihat
:ermasalahan industri melalui pendekatan sistem yang terpadu. Disiplin mi juga
melihat segala permasalahan baik yang bersifat teknis aupun non-teknis
khususnya yang berkaitan dengan kondisi sosialkonomis, artinya segala produk
perencanaan yang dibuat disamping arus dapat. memenuhi spesifikasi teknis juga
haruslah mampu di pertanggung-jawahkan secara sosial-ekonomis.
Persyaratan “ Tekno-Sosio-Ekonomis” ini banyak dijumpai dalam kegiatan
industri. Apabila kedua hal tersebut tidak ditelaah secara mendalam akan
menyebabkan produktivitas menjadi rendah. Analisa Tekno-Sosio-Ekonomis akan
mampu menjelaskan dan menyelesaikan persoalan industri secara lengkap dan
bersifat pendekatan rnakro.
Dari hal-hal tersebut di atas maka Amen can Institute of Industrial
Engineers (AIIE) secara spesifik telah mencoba merumuskan aktivitasaktivitas
yang bisa ditangani oleh disiplin Teknik Industri antara lain sebagai berikut:
- Perencanaan dan pemilihan metode-metode kerja yang efektif dan
efisien dalam proses produksi.
- Pemilihan dan perancangan dan perkakas kerja serta peralatan yang
dibutuhkan dalam proses produksi.
- Desain fasilitas pabrik, termasuk disini perencanaan tata letak
(layout) segala fasilitas produksi, peralatan pemindahan material, dan
fasilitas-fasilitas untuk penyimpanan bahan baku atau produk jadi.
- Desain dan perbaikan sistem perencanaan dan pengendalian untuk
distribusi barang/jasa produksi, pengendalian, persediaan, pengendalian
kualitas dan reliabilitas.
- Pengembangan sistem pengendalian ongkos produksi seperti
pengendalian budget, analisa biaya dan standard biaya produksi.
- Perielitian dan pengembangan produk.
- Desain dan pengembangan sistem pengukuran performans serta
standard kerja.
- Desain dan pengembangan sistem analis, value engineering serta
sistem informasi manajemen.
- Pengembangan dan penerapan sistem pengupahan dan pemberian
insentif berdasarkan performans serta evaluasi kerja.
- Perencanaan dan pengembangan organisasi, prosedur kerja,
policy, sistem pemrosesan data, dan lain-lain.
- Analisa lokasi dengan mempertimbangkan potensi pemasaran,
sumber bahan baku, suplai tenaga kerja, sumber pembiayaan, dan lain-lain.
- Aktivitas penyelidikan operasional (operation research) dengan
analisa matematik, sistem simulasi, program linier, teori pengambilan
keputusan didalam rangka optimasi pengambilan keputusan.
1.5. Kaitan Disiplin Teknik Industri dengan
DisplinDisiplin yang Lain
Disiplin Teknik Industri pada dasarnya memiliki kaitan yang erat
dengan disiplin-disiplin keteknikan ataupun ilmu yang lain. Disamping berkaitan
erat dengan disiplin Teknik Mesin (Mechanical Engineering), maka bidang Teknik
Industri akan pula memiliki kaitan dengan Manajemen, Computer Science,
Statistik, Operation Research, Human Engineering, Psikologi, Sosio-Ekonomi
System Engineering, dan lain-lain. Dibanding dengan disiplin-disiplin seperti Teknik
Mesin, Teknik Sipil, Teknik Elektro, atau Teknik Kimia yang lebih menekankan
secara mendalam pada disiplin keteknikan mereka sendiri (teknologi perangkat
keras khususnya), maka disiplin Teknik Industri mi pada dasarnya akan banyak
terlihat pada hal-hal yang bukan saja menyangkut masalah keteknikan tetapi juga
meliputi hal-hal yang hersifat non-teknis. Berikut akan diberikan skema diagram
kaitan antara disiplin Teknik Industri dengan disiplin-disiplin ilmu dan
keteknikan yang lain sebagai berikut:
Dari skema diagram, menunjukkan bahwa seseorang industrial engineers
akan memiliki latar belakang pengetahuan dan paham tentang masalah sains,
matematika, dan beberapa mata kuliah engineering yang juga diambil oleh
sarjana-sarjana teknik lainnya. Sebagai tambahan, seorang sarjana Teknik
Industri akan pula rnelengkapi dirinya dengan beberapa pengetahuan keahlian
yang lain yang memberi ciri dan identifikasi yang khas Teknik industri seperti
manajemen, statistik, computer science, operation research, system engineering,
human engineering, sosio-ekonomi, dan lain-lain.
1.6. Sejarah Singkat Disiplin dan Profesi Teknik
Industri
Disiplin Teknik Industri muncul dan berakar kuat pada Revolusi
Industri (Tahun 1750-an). Disiplin mi pada awalnya dikembangkan oleh beherapa
individu yang berusaha mencari/mengernbangkan prinsip-prinsip organisasi dan
manajemen produksi tingkat lanjut. Setelah itu disiplin Teknik Industri mulai
memberi ciri dan identifikasi dirinya secara khas dan muncul sebagai disiplin
keteknikan (engineering) tersendiri yang secara formal terpisah dengan
disiplin-disiplin engineering lainnya sekitar awal abad 20 dan kemudian
menernukan tingkat kernatangannya setelah perang dunia II. Phase-phase
perkembangan industri — yang secara langsung juga ikut melandasi disiplin
keilmuan Teknik Industri — secara historis dapatlah digambarkan dalarn matrik
berikut:
Revolusi industri banyak menghasilkan hal-hal yang baru pada
industri baik yang menyangkut perangkat keras maupun perangkat lunak yang
terkait dalam teknik produksi. Munculnya penemuan baru yang berupa
peralatan-peralatan pemintal dalam industri tekstil merupakan salah satu
penemuan yang patut dicatat, karena dan sini kemudian berkembang
penemuan-penemuan peralatan produksi yang lain untuk berbagai macam jenis
industri. Demikian pula penemuan mesin uap dan peralatan mekanis lairfriya yang
pada akhirnya mampu membawa industri untuk tidak lagi tergantung pada manusia
ataupun hinatang sebagai sumber tenaga utamanya. Dalam industri manufaktur
kemajuan yang patut dicatat adalah dengan diketemukannya perkakas potong
(cutting tools) yang lebih baik dan munculnya mesin-mesin produksi (machine
tools) dengan tingkat teknologi yang lebih maju. Revolusi industri akhirnya
juga menyebabkan munculnya pabrikpabrik yang relatif mempekerjakan orang di
satu pihak dan mengurangi industri-industri kerajinan rumah tangga (home
crafts) di lain pihak.
Dengan munculnya pabrik-pabrik, maka periode selanjutnya banyak
dikuasai oleh pemikiran-pemikiran baru akan metoda kerja, arganisasi dan/atau
manajemen produksi. Pada masa-masa awalnya industri dioperasikan menurut cara
yang kurang begitu terencana dan terorganisir secara rapi seperti halnya yang
bisa kita lihat dalam sistem produksi di pabrik pada akhir tahun abad 20 mi.
Frederick Winslow Taylor dalam hal mi dianggap sebagai pelopor yang mengawali
era haru dalam usaha menganalisa sistem produksi. Jika Revolusi Industri mampu
membawa berhagai macam sumber tenaga (power) baru dan peralatan mekanis yang
lain (teknologi perangkat keras) yang memungkinkan proses produksi dan
industrialisasi dapat berlangsung secara meluas, maka Taylor telah mencoba
menawarkan suatu konsep hahwa bidang engineering juga harus mampu dan ikut
bertanggungawab akan hal-hal yang rnenyangkut perancangan, pengukuran,
perencanaan, penjadwalan maupun pengendalian kerja (teknologi perangkat lunak).
Disini Taylor mengembangkan suatu filosofi manajernen yang berlandaskan pada
analisa dan pengukuran kerja herdasarkan metode atau pendekatan ilmiah. Nama
Taylor mi kemudian sering dihubungkan dengan studi pengukuran kerja — yang
diterjernahkan dan istilah Work Measurement atau Motion and Time Study dimana
disini Taylor mencoba menganalisa metode yang seharusnya digunakan dalam
penyelesaian kerja dan mantapkan standard waktu penyelesaiannya. Metode Taylor
selanjutnya membawa ke arah usahausaha perbaikan dalam proses perencanaan dan
penjadwalan proses produksi yang ternyata terbukti mampu membawa kenaikan
tingkat produktivitas secara cepat dan berarti. Usaha-usaha yang dirintis oleh
Taylor mi melandasi konsep produksi massal (mass production) yang menghaniskan
adanya standarisasi dalam segala aspek produksi yang herlangsung yang meliputi
rancangan produk, standarisasi metode, waktu kerja, dan sebagainya.
Aktivitas Taylor kemudian dilanjutkan oleh tokoh-tokoh Teknik
industri lain seperti pasangan suami isteri Frank dan Lillian Gilherth, Henry
Gantt, Harrington Emerson, W.A. Shewart, dan lain lain. Gilberth terutama
sekali dianggap berjasa didalam usaha memberi landasan untuk rnengindentifikasi,
menganalisa d an mengukur gerakan-gerakan dasar manusia pada saat rnelaksanakan
kerja manual. Kerja dan Gilberth mi hanyak sekali memberi kesadaran bagi
manajemen akan arti pentingnya penyederhanaan di dalarn perancangan
cara/metode/prosedur kerja guna rnemperoleh tata cara kerja yang lebih efektif
dan efisien (ditinjau dan segi pengeluaran energi kerja, pernanfaatan waktu
ataupun dampak sosiologi/ psikologis). Penelitian dan Gilberth mi dalam
disiplin Teknik Industni akan sangat dikenal sebagai studi gerakan kerja
(motion study) atau teknik tata cara (methods engineering). Isteri Frank
Gilherth — Lillian Gilberth, seorang psikolog — dalam hal mi banyak sekali
memberi wawasan bagi para engineer yang melakukan penelitian terhadap manusia.
Disini pengaruh penilaku (behavior) manusia baik secara individu pada saat
berinteraksi dengan lingkungan kerja fisik maupun sesama pekerja yang lain
(human relation) akan memberi pengaruh yang mendasar didalarn upclya
peningkatan produktivitas kerja. Pelopor lain dalam disiplin Teknik Industri
adalah Henry Gantt yang berhasil mengemban gkan prosed ur penjadwalan rencana
kerja dengan penggambaran secara sistematis dalam bentuk grafis. Metoda
penjadwalan kerja mi kemudian dikenal dengan nama peta balok (bar chart) atau
peta Gantt (Gantt Chart). Sedangkan Harrington Emerson selanjutnya dikenal
sebagai orang yang herjasa di dalam merumuskan prinsip-prinsip efisiensi
didalam kegiatan kerja, disamping juga rnengemhangkan konsep Line dan Staff
Organization serta dasar-dasar pemberian insentif/ bonus kerja.
Disamping tokoh-tokoh tersebut di atas masih hanyak lagi
pelopor-pelopor yang dianggap herjasa didalam memberi landasan bagi
pengembangan disiplin Teknik Industri (seperti Raip Barnes, Marvin Mundel,
Il.B. Maynard, dll). Sekitar tahun 1920-1930 banyak pengetahucin-pengetahuan
baru dikembangkan yang kemudian menjadi ciri pokok disiplin Teknik Industri
seperti pengendalian persediaan (inventory control), pengendalian kualitas
(quality control), tata letak pabrik (plant layout), pengukuran kerja, dan
sebagainya. Periode antara tahun 1900 sampai sekitar tahun 1930-an mi dikenal
sebagai era manajemen ilmiah (scientific management) dirnana dalam periode mi
dianggap pula sebagai awal kelahiran disiplin Teknik Industri. Frederick W.
Taylor — yang berlatar helakang Pendidikan Teknik Mesin (Mechanical
Engineering) — dipertimbangkan sebagai orang yang paling banyak jasanya
didalarn mengenalkan lapangan haru dalam ruang lingkup engineering yang
ternyata bukan saja selalu terlibat d idalam masalah-rnasalah pengemban gan
teknologi perangkat kerasnya saja, akan tetapi juga seharusnya ikut
bertanggung-jawab dalarn masalah-masalah perangkat lunak. Atas jasa-jasanya mi,
maka orang kemudian menyebut Taylor mi sebagai “the ftithier of scientific
iiianageinent” atau “f/ic’ fat/icr of industrial engineering”.
Periode
herikutnya yang diawali sekitar tahun 1920-an saat mulamnya era Teknik
Industri. Periode 1920 sampai 1930 sendiri merupakan periode transisi antara
konsep manajemen ilmiah dengan a liran Teknik md ustri Tradisi onal. Aliran
Tekni k Indus tn Tradisional merupakan pada dasarnya banyak menekankan pada
hal-hal yang berkaitan dengan:
- Methods Engineering : Operation Analysis, Studi Gerak dan Pengukuran Kerja,
Pemindahan Material, Perencanaan dan Pengendalian Produ ksi, Keselamatan
Kerja serta Standarisasi.
- Work Measurement: Pengukuran dan Penataan Waktu Standard, Pradetermind Elemental
Time Standards.
- Control Determination
: Pengendalian Produksi, Pengendalian
Persediaan, Pengen dalian Kualitas Produksi, Pengendalian Biaya dan Budget
Produksi.
- Plant Facilities and
Design : Tata letak Fasilitas Pabrik,
Pengadaan dan Penggantian Peralatan, Desain Produk, Desain Perkakas dan Peralatan
Kerja Bantu, dan lain-lain.
Aliran Teknik Industri Tradisional terutama sekali menemukan
masa-masa gemilangnya — dimana aktivitas-aktivitas uama seperti tersehut di
atas banyak sekali diaplikasikan secara luas dalam industri - sampai sekitar
Perang Dunia II. Pada saat mi industri sudah sampai pada tahapan perluasan
wilayah pernasaran (mass-marketing) sebagai dampak kelanjutan dan aktivitas
produksi massal (mass-production). Masa-masa seperti mi tentu saja memhutuhkan
disiplin keilmuan yang mampu membuat terobosan-terobosan dan wilayah
“dindingdinding” industni. Permasalahannya adalah bai’nva masalah-masalah
industni tidak lagi terpusat di dalam wilayah industri itu sendiri, tetapi juga
dipengaruhi oleh sistern dan lingkungan yang berada di luarnya sehingga tidak
bisa tidak harus pula diaplikasikan konsep pendekatan sistern (system approach)
dengan memperhatikan segala macam disiplin yang berkaitan erat dengan
masalah-masalah pengémbangan industri.
Selanjutnya era pembangunan yang sangat penting dalam disiplin
Teknik Industri terjadi saat setelah Perang Dunia II, bersamaan dengan
munculnya disiplin keilmuan baru yang dikenal dengan nama Penyelidikan
Operasional (Operation Research). Operation Research pada dasarnya merupakan
aplikasi dan matematika tingkat tinggi guna menyelesaikan problem-problem yang
terjadi pada dunia nyata. Analisa mi berasal mula dan daratan Inggris dan
Amerika Serikat selama Perang Dunia II berlangsung yang dikembangkan dengan
maksud untuk menyclesaikan permasalahan militer yang sulit untuk dipecahkan
saat itu. Dan usaha-usaha untuk menyelesaikan masalahrnasalah perang dan
strategi militer khusus nya berkaitan dengan pengadaan logistik — disiplin
Operation Research ternyata mampu pula diadaptasikan dengan sukses guna
menjawab masalah-masalah yang kompleks dalam dunia usaha dan industri. Pada era
modern mi disiplin Teknik Industri berhasil menemukan tingkat kematangannya.
Disamping aplikasi Operation Research untuk kepentingan industri, maka
pengembangan electronic digital computer (ENIAC) pada tahun 1946 ikut pula
memberi andil dalam pertumbuhan aliran Teknik Industri Modern khususnya untuk
melakukan komputasi dan simulasi problematik industri yang semakin kompleks dan
abstrak.
Aliran Teknik Industri Modern tidak saja berusaha memodernkan
konsep-konsep dasar yang ada dalam aliran tradisional, akan tetapi juga memberi
arah dan corak baru dalam bidang Teknik Industri. Disini aplikasi dan konsep
Teknik Industni bukan saja ditekankan pada hal-hal yang bersifat praktis dan
nyata melainkan juga banyak ditekankan pada hal-hal yang bersifat teoritis-abstraksi
tinggi. Onientasi baru disiplin Teknik Industri mi kemudian akan mengikut
sertakan konsep-konsep tentang feed-back control, computer science, behavioral
theory, system engineering dan cybernetics sehingga disiplin tersebut sekitar
tahun 1970-an dikenal kemudiani dengan disiplin Teknik dan Sistem Industri
(Industrial dan System Engineering).
1.7. Perkembangan
Organisasi dan Pendidikan Tinggi Teknik Industri
Pemaharnan tentang suatu profesi dapat diperoleh dengan menelusuri
sejarah perkembangan organisasi atau lembaga pendidikannya. American Society of
Mechanical Engineering (ASME) di Arnerika Serikat merupakan forum yang pertama
kali mendiskusikan konsep-konsep Teknik Industri pada awal pertumbuhannya,
khususnya hal mi dilakukan oleh Taylor cs. Kemudian pada tahun 1912
terbentuklah organisasi yang bernama “The Society of Promote the science
ofMnnagentent” yang kemudian berubah namanya menjadi “The 7iylor Society” pada
tahun 1915. Organisasi mi pada dasarnya bertujuan untuk mengembangkan konsep-konsep
Scientific Management yang diperkenalkan oleh Frederick Winslow Taylor.
Menjelang tahun 1922 herdiri pula “TheAnierican ManagenientAssociation”.
Selanjutnya pada tahun 1934 “The Taylor Society” dan “The Society of Industrial
Engineers” bergabung menjadi satu dengan nama “The Society for Advancement
Management”.
American Institute ofindustrial Engineers (AIIE) berdiri pada tahun
1948 dan merupakan organisasi profesional yang khusus mengembangkan profesi
Teknik Industri. Pada tahun 1980-an organisasi mi berkembang menjadi organisasi
internasional tidak hanya heruang-lingkup Amerika Serikat saja dengan nama
“Institute of Industrial Engineering (AIIE)”. Organisasi lain yang erat
hubungannya dengan profesi Teknik Industri dimana banyak praktisi Teknik Industri
yang menjadi anggotanya dapat disebutkan antara lain sebagai berikut:
- Operation Research
Society of America (ORSA)
- The Institute for Mann
gemen t Science
- Association for Coin
puting Machinery
- American Society of
Quality Control (ASQS)
- Society for Decision
Sciences
- American Production
and Inventory Control Society
- Society of American
Value Engineers
- American Association
of Cost Engineers
Organisasi-organisasi profesi tersebut di atas terutama dijumpai di
Anwrika Serikat. Selain itu hisa pula dijumpai organisasi sejenis di Eropa atau
Asia. Di Indonesia sendiri pada tanggal 22 Nopember 1986 telah berdiri
organisasi profesi — dengan pusat kedudukannya di Jakarta — yang bernama “Ikatan
Sarjana Teknik industri dan Manajemen Industri” (ISTMI) yang memiliki tujuan
pokok untuk mengembangkan protesi dan peranan disiplin Teknik Industri.
Perkembangan organisasi, profesi atau disiplin Teknik Industri pada
dasarnya tidaklah bisa dilepaskan dan peranan lembaga pendidikan tinggi.
Topik-topik yang herkaitan dengan disiplin Teknik Industri pertama kali
diajarkan sebagai mata kuliah khusus adalah di Mechanical Engineering
Departement, Pennsylvania State University (USA) dan Syracuse University (USA)
pada sekitar tahun 1908, kecenderungan untuk menawarkan topik-topik khusus
Teknik IndusiTi sehagai niata kuliah pilihan mi terus berkembang pesat sampai
akhir Perang Dunia II terutama dijumpai di Departernent Teknik Mesin dan
heberapa Universitas di Amerika Serikat. Kernudian setelah itu terjadi
perubahan struktural dan fundamental dirnana terhentuk Departemen Teknik
Industri (Industrial Engineering Departemen) yang herdiri sendiri dan terpisah
dan Departernen Teknik Mesin yang ada. Sesuai dengan historis pertumbuhan dan
perkernbangannya maka namanama Departemen Teknik Industni di herbagai
universitas-pun juga tidak sama. Ada yang menvehut sehagai Industrial
Engineering Departement, akan tetapi ada juga yang menyebutnya dengan nama lain
yang lehih panjang seperti Industrial Engineering and Operation Research,
Industrial Engineering and Management Science, Industrial and System
Engineering and Industrial Engineering dan sebagainya. Di Eropa khususnya di
Inggris atau Jerman Barat topik-topik Teknik Industri diajarkan khusus dalam
satu departemen yang dinaniakan Production Engineering. Sedangkan di Indonesia
heberapa perguruan tinggi — baik PTN atau PTS — menyebutnya dengan nama Teknik
Industni atau Teknik dan Manajemen Industri.
Di Amerika Serikat pertumbuhan secara cepat dalam pendidikan Teknik
industri terus herlangsung dan kemudian menyebar ke luar benua mi. Dan data
sigi tahun 1981 program studi Teknik Industri mi ternyata berhasil menduduki
ranking ke-4 di Amerika Serikat — dengan trend yang terus meningkat — didalam
proses penerimaan mahasiswa baru dan kebutuhan akan Sarjana Teknik Industri (dibawah
program studi Teknik Elektro, Teknik Mesin dan Teknik Sipil) seperti yang
ditunjukkan tabel data berikut ini :
Catatan : Jumlah total tidak mencapai 100% karena disini masih
ada sejumlhi disiplin keteknikann lainnya yang tidak dicantumkan (prosentase masing—masing
kecil sekali)
(Sumber data diambil dari National Science Board, I
983)
Pendidkan Tinggi Teknologi dalam disiplin Teknik Industri masih
merupakan satu hal baru dan langka dijumpai di Perguruan Tinggi di Indonesia.
Meskipun banyak dijurnpai adanya jurusan/ iepartemen Teknik Industri di
Perguruan Tinggi Swasta akan tetapi untuk Perguruan Tinggi Negeri sampai
sekarang mi secara formal tercatat memiliki jurusan/prograrn studi Teknik
Industri dapat disebutkan antara lain ITB, USU, ITS dan 1PB (yang lebih
berorientasi pada sektor agrobisnis md ustri). Tumbuh dan berkembangnya
disiplin Teknik Industri di Indonesia tidaklah dapat dilepaskan dan Pendidikan
Iinggi Teknik Industri di Amerika Serikat. Disiplin Teknik Industri diperkenalkan
pertama kali di Indonesia (ITB) pada sekitar tahun 1960- an oleh Matthias Aroef
MSc.Ph.D — sekarang guru besar (profesor) — setelah yang bersangkutan selesai
tugas belajar di Amenika Senikat. Beberapa mata kuliah yang mencakup
konsep-konsep Teknik Industni ditawarkan pada Jurusan Teknik Produksi yang pada
waktu itu merupakan salab satu pilihan keahlian di Jurusan Teknik Mesin ITB.
Baru pada tahun 1971 didinikan Jurusan Teknik Industri di ITB yang terpisah dan
Teknik Mesin, yang mana dan sini kemudian akan mengawali Pendidikan Tinggi
Teknik Industni baik Perguruan Tinggi Negeni maupun Swasta di Indonesia.
Sebagai penghormatan atas jasajasa Prof.DR. Matthias Aroef mi maka Ikatan
Sarjana Teknik Industni dan Manajernen Industri (ISTMI) mengabadikan namanya
dalam hentuk Matthias Aroef Award yang akan diberikan kepada mereka yang
dianggap berjasa mengaplikasikan dalam dan mengembangkan profesi Teknik
Industri setiap tahunnya di Indonesia.
Mengingat historis pertumbuhan dan perkembangannya yang rnasih relatif
muda, maka dibandingkan dengan profesi ketekuikan Iainnya — seperti Teknik
Sipil misalnya, pada tahun 1920 sudah dikenal pendidikan tinggi Teknik Sipil di
Indonesia (THS atau JIB sekarang) dengan alurnnusnya yang terkenal seperti Jr.
Soekarno, Jr. Anwari, dan lain-lain — disiplin Teknik Industri masih belum
banyak dikenal luas. Dernikian juga Sarjana Teknik Industri dan segi
kuantitasnya juga masih tergolong sedikit. Dan hasil sigi yang dilaksanakan
Persatuan Insinyur Indonesia (P11) pada tahun 1982 dan 26.000 Insinyur yang
tercatat, ternyata hanya sekitar 525 atau 2,02% yang merniliki kualifikasi
sebagai Sarjana Teknik Industri. Berikut disampaikan data mengenai jumlah
Insinyur di Indonesia dan kualifikasinya berdasarkan basil survei (sigi) PII
tersebut:
Data di atas meskipun sudah tidak
akurat lagi untuk dipakai pada saat sekarang mi, tetapi paling tidak bisa
memberikan gambaran rnengenai posisi Teknik Industri disaat itu. Bagaimana
dengan perkembangan sekarang mi ? Sebagai perbandingan hal tersebut bisa
dilihat dan minat/animo dan pilihan program studi dan para calon mahasiswa yang
tercatat di dua Perguruan Tinggi Negeri (ITB dan ITS) berdasarkan buku pedoman
tes masuk perguruan tinggi negeri sebagai berikut:
Dari data tersebut di atas terlihat bahwa ternyata animo/minat calon
rnahasiswa untuk pilihan Program Studi Teknik Industri baik di ITS maupun di
ITB sudah berhasil menduduki peringkat yang tinggi, bahkan bila dilihat dengan
daya tampung (50 mahasiswa/ tahun) maka terlihat persaingan akan menjadi yang
paling ketat(1:30).
Situasi yang terjadi di Indonesia
yang berupa kecenderungan peminat untuk memperoich pendidikan di bidang Teknik
Industri tampaknya juga sudah merupakan gejala umum yang terjadi di berbagai
lembaga-lembaga pendidikan tinggi teknologi. Gambar 1.7. menunjukkan gejala
yang mendukung pernyataan mi (data dalam hal ditunjukkan dengan mengambil titik
awal tahun 1960). Dan titik awal 1960 mi tampak bahwa disiplin
Flectrical/Electronic menunjukkan trend yang menaik secara meyakinkan. Hal
tersebut bisa dikaitkan dengan adanya kemajuan bidang micro electronic,
komputer dan sehagainya. Di lain pihak disiplin Teknik Industri justru memiliki
laju perrnintaan yang terus bertambah secara spektakuler karena hal mi
berkaitan erat dengan tuntutan yang terus rneningkat hagi industri dalarn upaya
inemperbaiki produktivitas, kualitas produk ataupun daya kemampuan bersaing.