bab
I
pendahuluan
A.
LATAR BELAKANG
Dalam menyalurkan daya
listrik dari pusat pembangkit kepada konsumen diperlukan suatu jaringan tenaga listrik. Sistem jaringan ini terdiri
dari jaringan transmisi
(sistem
tegangan
extra tinggi
dan tegangan tinggi)
dan jaringan distribusi (sistem
tegangan menengah dan tegangan rendah).
Dalam sistem distribusi pokok permasalahan tegangan muncul
karena konsumen memakai peralatan
dengan tegangan yang besarnya sudah ditentukan. Jika tegangan
sistem terlalu tinggi/rendah
sehingga melawati
batas-batas toleransi maka akan mengganggu
dan selanjutnya merusak peralatan konsumen.
Beban sistem
bervariasi dan besarnya
berubah-ubah sepanjang waktu. Bila beban meningkat maka tegangan
diujung penerimaan menurun dan sebaliknya bila beban berkurang
maka tegangan di ujung penerimaan naik. Faktor lain yang ikut mempengaruhi perubahan
tegangan sistem adalah rugi daya yang disebabkan oleh adanya impedansi seri penghantar saluran, rugi daya ini menyebabkan jatuh tegangan.
Oleh
karena itu konsumen yang letaknya jauh dari titik pelayanan akan
cenderung menerima tegangan relatif lebih rendah, bila
dibandingkan dengan tegangan yang diterima konsumen yang
letaknya dekat dengan pusat pelayanan.
Perubahan tegangan pada dasarnya disebabkan oleh adanya hubungan antara
tegangan dan daya reaktif. Jatuh
tegangan
dalam penghantar
sebanding
dengan
daya reaktif yang mengalir dalam penghantar tersebut. Berdasarkan hubungan ini maka
tegangan
dapat dieperbaiki dengan mengatur aliran daya reaktif.
B.
RUMUSAN
MASALAH
Pusat tenaga listrik umumnya terletak jauh dari pusat bebannya. Energi listrik yang dihasilkan
pusat pembangkitan disalurkan melalui jaringan transmisi. Tegangan
generator pembangkit relatif rendah (6 kV – 24 kV). Maka tegangan ini dinaikin dengan
transformator daya ke tegangan yang lebih tinggi antara 150 kV – 500 kV. Tujuan peningkatan tegangan ini, selain mempebesar daya hantar dari saluran (berbanding lurus
dengan kwadrat tegangan), juga untuk memperkecil rugi daya dan susut tegangan pada saluran transmisi. Penurunan
tegangan
dari jaringan tegangan
tinggi/ekstra
tinggi sebelum ke konsumen dilakukan dua kali. Yang pertama dilakukan di gardu induk (GI), menurunkan tegangan dari 500 kV ke 150 kV atau dari 150 kV ke 70 kV. Yang kedua dilakukan pada gardu induk distribusi dari 150 kV ke 20 kV atau dari 70 kV ke 20kV. Saluran listrik dari sumber
pembangkit
tenaga listrik sampai transformator terakhir,
sering disebut
juga sebagai saluran transmisi, sedangkan dari transformator terakhir,
sampai
konsumen terakhir
disebut saluran
distribusi atau
saluran primer. Ada
dua
macam saluran transmisi/distribusi PLN yaitu saluran udara (overhead lines) dan saluran kabel bawah tanah (underground cable). Kedua cara penyaluran tersebut masing-masing mempunyai keuntungan dan kerugian. Dari segi estetik, saluran bawah tanah lebih disukai dan juga
tidak mudah terganggu oleh cuaca buruk: hujan, petir, angin, dan
sebagainya namun saluran bawah tanah jauh lebih mahal dibanding saluran udara, tetapi saluran bawah tanah tidak cocok untuk daerah rawan banjir karena bila terjadi gangguan akan berbahaya.
C.
TUJUAN MASALAH
Jaringan Pada Sistem Distribusi Primer
Jaringan Pada Sistem
Distribusi
tegangan menengah (Primer
20kV)
dapat
dikelompokkan menjadi lima model, yaitu Jaringan Radial, Jaringan hantaran
penghubung (Tie Line), Jaringan Lingkaran (Loop), Jaringan Spindel dan Sistem Gugus
atau Kluster.
Sistem Distribusi Sekunder (Jaringan Tegagan Rendah 380/220V)
Sistem distribusi sekunder seperti pada Gambar 2.7. merupakan salah satu bagian
dalam sistem distribusi, yaitu mulai dari gardu trafo sampai pada pemakai akhir atau
konsumen.
Gambar Hubungan tegangan menengah ke tegangan rendah dan konsumen
Melihat letaknya,
sistem distribusi ini merupakan bagian yang langsung berhubungan
dengan konsumen, jadi sistem ini selain berfungsi menerima daya listrik dari sumber daya (trafo distribusi), juga akan mengirimkan serta mendistribusikan daya tersebut ke konsumen. Mengingat bagian
ini
berhubungan langsung
dengan
konsumen,
maka kualitas listrik selayaknya harus sangat diperhatikan.
Jatuh tegangan pada sistem distribusi mencakup jatuh tegangan pada:
1.
Penyulang Tegangan Menengah (TM)
2.
Transformator Distribusi
3.
Penyulang Jaringan Tegangan Rendah
4.
Sambungan Rumah
5.
Instalasi Rumah.
Jatuh tegangan adalah perbedaan tegangan antara tegangan kirim dan tegangan terima karena
adanya impedansi
pada penghantar. Maka
pemilihan penghantar (penampang penghantar) untuk tegangan menengah harus diperhatikan. Jatuh tegangan yang di-ijinkan tidak boleh lebih dari 5% (ΔV≥ 5%). Secara umum ΔV dibatasi sampai
dengan 3,5%.
D.
MANFAAT
PENULISAN
Dalam teori listrik dikenal
adanya besaran dan satuan
listrik yaitu: Tegangan
Listrik (beda
potensial
antara dua penghantar yang
bermuatan
listrik
dalam Volt), Arus Listrik (muatan lsitrik yang mengalir pada
suatu penghantar dari
yang berpotensial tinggi ke
rendah dalam
Ampere),
Frekuensi
(banyaknya siklus atau periode gelombang berjalan arus listrik Bolak-balik selama
satu
detik
dalam Hertz),
Hambatan/ tahanan (hal-hal
yang dapat menghambat
proses mengalirnya arus
listrik
dalam Ohm).
Daya Listrik
(Daya semu
dalam va,
Daya nyata/aktif dalam
watt, Daya
reatif dalam var), Beban Listrik (Beban Resistif contoh lampu pijar, Beban induktif
contoh transformator,
motor listrik, Beban
kapasitif
contoh
kapasitor).
Perbandingan antara besar daya aktif dengan
daya semu diseut faktor daya (cos θ), θ adalah
sudut yang dibentuk antara daya aktif dan daya semu. Faktor daya ini terjadi karena
adanya pergeseran fasa
yang disebabkan oleh adanya
beban induktif/kumparan dan atau beban kapasitif. Dalam teori listrik arus bolak-balik penjumlahan daya dilakukan
secara vektoris, yang dibentuk vektornya merupakan segitiga siku-siku, yang
dikenal dengan segitiga daya. Sudut θ merupakan sudut pergeseran fasa, semakin besar sudutnya, semakin besar
Daya Semu (S), dan semakin besar pula Daya Reaktif (Q), sehingga faktor dayanya (cosθ)semakin kecil. Daya reaktif
adalah daya
yang hilang,
atau daya rugi-rugi sehingga
semakin besar sudutnya atau
semakin kecil faktor dayanya maka rugi-ruginya semakin besar.
BAB II
PEMBAHASAN
Faktor daya dapat diperbaiki dengan
memasang kapasitor pengkoreksi faktor daya
pada sistim distribusi listrik/instalasi listrik di pabrik/industri. Kapasitor bertindak sebagai pembangkit daya reaktif dan oleh karenanya akan
mengurangi jumlah daya reaktif, juga daya semu yang dihasilkan oleh bagian
utilitas.
Sebuah contoh yang memperlihatkan
perbaikan faktor daya dengan pemasangan kapasitor ditunjukkan dibawah ini:
Keuntungan Perbaikan Faktor Daya dengan Penambahan Kapasitor
Keuntungan perbaikan faktor daya
melalui pemasangan kapasitor adalah:
1.
Bagi Konsumen, khususnya perusahaan atau industri:
• Diperlukan hanya sekali investasi untuk pembelian dan pemasangan kapasitor dan tidak ada biaya terus menerus.
• Mengurangi biaya listrik bagi perusahaan, sebab:
(a) daya reaktif (kVAR) tidak lagi dipasok oleh perusahaan utilitas sehingga kebutuhan total(kVA) berkurang dan
(b) nilai denda yang dibayar jika beroperasi pada faktor daya rendah dapat dihindarkan.
• Diperlukan hanya sekali investasi untuk pembelian dan pemasangan kapasitor dan tidak ada biaya terus menerus.
• Mengurangi biaya listrik bagi perusahaan, sebab:
(a) daya reaktif (kVAR) tidak lagi dipasok oleh perusahaan utilitas sehingga kebutuhan total(kVA) berkurang dan
(b) nilai denda yang dibayar jika beroperasi pada faktor daya rendah dapat dihindarkan.
•
Mengurangi kehilangan distribusi (kWh) dalam jaringan/instalasi pabrik.
• Tingkat tegangan pada beban akhir meningkat sehingga meningkatkan kinerja motor.
• Tingkat tegangan pada beban akhir meningkat sehingga meningkatkan kinerja motor.
2.
Bagi utilitas pemasok listrik
•
Komponen reaktif pada jaringan dan arus total pada sistim ujung akhir
berkurang.
• Kehilangan daya I kwadrat R dalam sistim berkurang karena penurunan arus.
• Kemampuan kapasitas jaringan di
• Kehilangan daya I kwadrat R dalam sistim berkurang karena penurunan arus.
• Kemampuan kapasitas jaringan di
METODA PEMASANGAN
INSTALASI KAPASITOR
Cara pemasangan instalasi kapasitor
dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu :
1. Global compensation
Dengan metode ini kapasitor dipasang
di induk panel ( MDP )
Arus yang turun dari pemasangan model ini hanya di penghantar antara panel MDP dan transformator. Sedangkan arus yang lewat setelah MDP tidak turun dengan demikian rugi akibat disipasi panas pada penghantar setelah MDP tidak terpengaruh. Terlebih instalasi tenaga dengan penghantar yang cukup panjang Delta Voltagenya masih cukup besar.
Arus yang turun dari pemasangan model ini hanya di penghantar antara panel MDP dan transformator. Sedangkan arus yang lewat setelah MDP tidak turun dengan demikian rugi akibat disipasi panas pada penghantar setelah MDP tidak terpengaruh. Terlebih instalasi tenaga dengan penghantar yang cukup panjang Delta Voltagenya masih cukup besar.
2. Sectoral Compensation
Dengan metoda ini kapasitor yang
terdiri dari beberapa panel kapasitor dipasang dipanel SDP. Cara ini cocok
diterapkan pada industri dengan kapasitas beban terpasang besar sampai ribuan
kva dan terlebih jarak antara panel MDP dan SDP cukup berjauhan.
3. Individual Compensation
Dengan metoda ini kapasitor langsung
dipasang pada masing masing beban khususnya yang mempunyai daya yang besar.
Cara ini sebenarnya lebih efektif dan lebih baik dari segi teknisnya. Namun ada
kekurangan nya yaitu harus menyediakan ruang atau tempat khusus untuk
meletakkan kapasitor tersebut sehingga mengurangi nilai estetika. Disamping itu
jika mesin yang dipasang sampai ratusan buah berarti total cost yang di
perlukan lebih besar dari metode diatas
Komponen-komponen utama yang terdapat pada panel kapasitor antara lain:
1. Main switch / load Break switch
Main switch ini sebagai peralatan kontrol dan isolasi jika ada pemeliharaan panel . Sedangkan untuk pengaman kabel / instalasi sudah tersedia disisi atasnya (dari) MDP.Mains switch atau lebih dikenal load break switch adalah peralatan pemutus dan penyambung yang sifatnya on load yakni dapat diputus dan disambung dalam keadaan berbeban, berbeda dengan on-off switch model knife yang hanya dioperasikan pada saat tidak berbeban .
Main switch ini sebagai peralatan kontrol dan isolasi jika ada pemeliharaan panel . Sedangkan untuk pengaman kabel / instalasi sudah tersedia disisi atasnya (dari) MDP.Mains switch atau lebih dikenal load break switch adalah peralatan pemutus dan penyambung yang sifatnya on load yakni dapat diputus dan disambung dalam keadaan berbeban, berbeda dengan on-off switch model knife yang hanya dioperasikan pada saat tidak berbeban .
Untuk menentukan kapasitas yang
dipakai dengan perhitungan minimal 25 % lebih besar dari perhitungan KVar
terpasang dari sebagai contoh :
Jika daya kvar terpasang 400 Kvar
dengan arus 600 Ampere , maka pilihan kita berdasarkan 600 A + 25 % = 757
Ampere yang dipakai size 800 Ampere.
2. Kapasitor Breaker.
Kapasitor Breaker digunkakan untuk
mengamankan instalasi kabel dari breaker ke Kapasitor bank dan juga kapasitor
itu sendiri. Kapasitas breaker yang digunakan sebesar 1,5 kali dari arus
nominal dengan I m = 10 x Ir.
Untuk menghitung besarnya arus dapat
digunakan rumus
I n = Qc / 3 . VL
Sebagai contoh : masing masing steps
dari 10 steps besarnya 20 Kvar maka dengan menggunakan rumus diatas didapat
besarnya arus sebesar 29 ampere , maka pemilihan kapasitas breaker sebesar 29 +
50 % = 43 A atau yang dipakai 40 Ampere.
Selain breaker dapat pula digunakan
Fuse, Pemakaian Fuse ini sebenarnya lebih baik karena respon dari kondisi over
current dan Short circuit lebih baik namun tidak efisien dalam pengoperasian
jika dalam kondisi putus harus selalu ada penggantian fuse. Jika memakai fuse
perhitungannya juga sama dengan pemakaian breaker.
3. Magnetic Contactor
Magnetic contactor diperlukan
sebagai Peralatan kontrol.Beban kapasitor mempunyai arus puncak yang tinggi ,
lebih tinggi dari beban motor. Untuk pemilihan magnetic contactor minimal 10 %
lebih tinggi dari arus nominal ( pada AC 3 dengan beban induktif/kapasitif).
Pemilihan magnetic dengan range ampere lebih tinggi akan lebih baik sehingga
umur pemakaian magnetic contactor lebih lama.
4. Kapasitor Bank
Kapasitor bank adalah peralatan
listrik yang mempunyai sifat kapasitif..yang akan berfungsi sebagai penyeimbang
sifat induktif. Kapasitas kapasitor dari ukuran 5 KVar sampai 60 Kvar. Dari
tegangan kerja 230 V sampai 525 Volt atau Kapasitor
Bank adalah sekumpulan beberapa kapasitor yang disambung secara
parallel untuk mendapatkan kapasitas kapasitif tertentu. Besaran yang sering
dipakai adalah Kvar (Kilovolt ampere reaktif) meskipun didalamnya terkandung /
tercantum besaran kapasitansi yaitu Farad atau microfarad. Kapasitor ini
mempunyai sifat listrik yang kapasitif (leading). Sehingga mempunyai sifat
mengurangi / menghilangkan terhadap sifat induktif (leaging)
5. Reactive Power Regulator
Peralatan ini berfungsi untuk
mengatur kerja kontaktor agar daya reaktif yang akan disupply ke jaringan/
system dapat bekerja sesuai kapasitas yang dibutuhkan. Dengan acuan pembacaan
besaran arus dan tegangan pada sisi utama Breaker maka daya reaktif yang dibutuhkan
dapat terbaca dan regulator inilah yang akan mengatur kapan dan berapa daya
reaktif yang diperlukan. Peralatan ini mempunyai bermacam macam steps dari 6
steps , 12 steps sampai 18 steps.
Peralatan tambahan yang biasa digunakan pada panel kapasitor antara lain:
-
Push button on dan push button off yang berfungsi mengoperasikan magnetic
contactor secara manual.
-
Selektor auto – off – manual yang berfungsi memilih system operasional auto
dari modul atau manual dari push button.
- Exhaust fan + thermostat yang berfungsi mengatur ambeint temperature (suhu udara sekitar) dalam ruang panel kapasitor. Karena kapasitor, kontaktor dan kabel penghantar mempunyai disipasi daya panas yang besar maka temperature ruang panel meningkat.setelah setting dari thermostat terlampaui maka exhust fan akan otomatis berhenti.
- Exhaust fan + thermostat yang berfungsi mengatur ambeint temperature (suhu udara sekitar) dalam ruang panel kapasitor. Karena kapasitor, kontaktor dan kabel penghantar mempunyai disipasi daya panas yang besar maka temperature ruang panel meningkat.setelah setting dari thermostat terlampaui maka exhust fan akan otomatis berhenti.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pada jaringan
distribusi kapasitor merupakan komponen yang sangat dibutuhkan, karena
kapasitor merupakan perbaikan factor daya. Dengan demikian rugi-rugi daya tidak
terlalu banyak.
Cara pemasangan
kapasitor terbagi menjadi 3 yaitu; Global compensation,
Sectoral Compensation, Individual Compensation
Saran
Kapasitor merupakan
perbaikan factor daya. Sehingga pemasangan kapasitor dapat diadakan pada setiap
konsumen, baik gedung, maupun perindustrian. Ini di karenakan mencegah
rugi-rugi daya yang berlebihan, dan mengurangi kerusakan akibat kelistrikan
oleh alat-alat listrik.
DAFTAR PUSTAKA
Hutauruk, T.S, Prof. Ir. M. Sc, 1996, Transmisi Daya Listrik, Erlangga.
Pabla, A. S, 1996, Sistem Distribusi Daya Listrik, Jakarta, penerbit Erlangga
Pusdiklat, 1996, Jaringan Distribusi, PLN Distribusi Jawa Tengah
Pusdiklat, 1995, Teknik Distribusi, PT, PLN. (Persero) Distribusi Jawa Tengah
Stevenson, W.D, 1996, Analisa Sistem Tenaga, Jakarta, Penerbit
ErlanggaZuhal, 1995, Dasar Teknik Listrik
dan Elektronika Daya, Jakarta, Penerbit PT. Gramedia
0 komentar:
Post a Comment