Nikmati Proses ( Ceramah Singkat ) |
Sebenarnya
yang harus kita nikmati dalam hidup ini adalah proses. Mengapa? Karena yang
bernilai dalam hidup ini ternyata adalah proses bukan hasil. Kalau hasil itu
Allah yang menetapkan, tapi bagi kita punya kewajiban untuk menikmati dua
perkara yang dalam aktivitas sehari-hari harus kita jaga, yaitu selalu menjaga
setiap niat dari apapun yang kita lakukan dan selalu berusaha menyempurnakan
ikhtiar yang dilakukan, selebihnya terserah Allah SWT.
Seperti
para Mujahidin yang berjuang membela bangsa dan agamanya, karena menang-kalah
itu akan selalu dipergilirkan kepada siapapun. Tapi yang paling penting baginya
adalah bagaimana selama berjuang itu niatnya benar karena Allah dan selama
berjuang itu akhlaknya juga dapat terjaga. Tak akan rugi orang yang seperti ini,
sebab ketika dapat mengalahkan lawan berarti dapat pahala, kalaupun terbunuh bias
jadi syuhada.
Ketika
jualan dalam rangka mencari nafkah untuk keluarga, maka masalah yang terpenting
bagi kita bukanlah uang dari jualan itu, karena uang itu ada jalurnya, ada
rizkinya dari Allah dan semua pasti mendapatkannya. Karena kalau kita mengukur
kesuksesan itu dari untung yang didapat, maka akan gampang sekali bagi Allah
untuk memusnahkan untung yang didapat hanya dalam waktu sekejap. Dibuat musibah
menimpanya, dikenakan bencana, hingga akhirnya semua untung yang dicari
berpuluh-puluh tahun bisa sirna seketika.
Walhasil
yang terpenting dari bisnis dan ikhtiar yang dilakukan adalah prosesnya. Misal,
bagamana selama berjualan itu kita selalu menjaga niat agar tidak pernah ada
satu milligram pun hak orang lain yang terambil dari kita, bagaimana ketika
berjualan itu kita tampil dengan penuh keramahan dan penuh kemuliaan akhlak,
bagaiman ketika sedang bisnis benar-benar dijaga kejujuran kita, tepat waktu,
janji-janji kita penuhi.
Dan
keuntungan bagi kita ketika sedang berproses mencari nafkah adalah dengan
sangat menjaga nilai-nilai perilaku kita. Perkara uang sebenarnya tidak usah
terlalu dipikirkan, karena Allah Mahatahu kebutuhan kita lebih tahu dari kita
sendiri. Kita sama sekali tidak akan terangkat oleh keuntungan yang kita
dapatkan tapi kita akan terangkat oleh proses mulia yang kita jalani. Ini perlu
dicamkan baik-baik bagi siapa pun yang sedang bisnis bahwa yang termahal dari
kita adalah nilai-nilai yang selalu kita jaga dalam proses.
Dalam
mencari rizki ada dua perkara yang perlu selalu kita jaga, ketika sedang
mencari kita sangat jaga nilai-nilainya, dan ketika dapat kita distribusikan
sekuat-kuatnya. Inilah yang sangat penting. Atau sudah daftar mau pergi haji,
sudah dipotret, sudah manasik, dan sudah siap untuk berangkat, tiba-tiba kita
menderita sakit sehingga batal untuk berangkat.
Apakah
ini suatu kerugian? Belum tentu! Siapa tahu ini merupakan nikmat dan
pertolongan dari Allah, karena kalau berangkat haji belum tentu mabrur, mungkin
Allah tahu kapasitas keimanan dan kapasitas keilmuan kita.
Oleh
sebab itu, sekali lagi jangan terpakau oleh hasil, karena hasil yang bagus
menurut kita belum tentu bagus menurut
perhitungan Allah. Kalau misalnya kualifikasi mental kita hanya uang 50
juta yang mampu kita kelola. Suatu saat Allah memberikan untung 1 milyar, nah
untung ini justru bisa jadi musibah buat kita.
Karena
setiap datangnya rizki akan efektif kalau iman kitanya bagus dan kalau ilmu
kitanya bagus . kalau tidak, datangnya uang, datangnya gelar, datangnya
pangkat, datangnya kedudukan, yang tidak dibarengi kualitas pribadi kita yang
bermutu sama dengan datangnya musibah. Ada orang yang hina gara-gara dia punya
kedudukan, karena kedudukannya tidak dibarengi dengan kemampuan mental yang
bagus, jadi petantang-petenteng, jadi sombong, jadi sok tahu, maka dia jadi
nista dan hina karena kedudukannya.
Ada
orang yang terjerumus, bergelimang maksiat gara-gara dapat untung. Hal ini
karena ketika belum dapat untung akan susah ke tempat maksiat karena uangnya
juga tidak ada, tapi ketika punya untung sehingga uang melimpah-ruah tiba-tiba
dia begitu mudahnya mengakses tempat-tempat maksiat.
Selalulah
kita nikmati proses. Seperti saat seorang ibu buat kue lebaran, ternyata kue
lebaran yang hasilnya begitu enak itu telah melewati proses yang begitu panjang
dan lama. Mulai dari mencari bahan-bahannya, memilah-milahnya, menyediakan
peralatan yang pas, hingga memadukannya dengan takaran yanag tepat, dan
sampai menungguinya di oven.
Dan
lihatlah ketika sudah jadi kue, baru dihidangkan beberapa menit saja, sudah
habis. Apalagi biasanya tidak dimkan sendirian oleh yang membuatnya. Bayangkan kalau
orang membuat kue tadi tidak menikmati proses membuatnya, dia akan rugi karena
dapat capeknya saja, karena hasil proses membuaat kuenya pun habis dengan
seketika oleh orang lain.
Arinya,
ternyata yang kita nikmati itu bukan sekedar hasil, tapi proses. Begitu pula
ketika ibu-ibu punya anak, lihatlah prosesnya. Hamilnya Sembilan bulan, sungguh
begitu berat, tidur susah, berbaring sulit, berdiri berat, jalan juga limbung,
masya Allah.
Kemudian
saat melahirkannya pun berat dan sekitarnya juga setengah mati. Padahal setelah
si anak lahir belum tentu balas budi. Sudah perjuangan sekuat tenaga
melahirkan. Bayangkanlah kalau semua proses mendidik dan mengurus anak itu
tidak pakai keikhlasan, maka akan sangat tidak sebanding antara balas budi anak
dengan pengorbanan ibu bapaknya.
Bayangkan
pula bila menunggu anaknya berhasil, sedangkan prosesnya sudah capek stengah
mati seperti itu, tiba-tiba anak meninggal, naudzhubillah, apa yang kita
dapatkan? Oleh sebab itu, bagi para ibu, nikmati proses hamil sebagai lading amal.
Nikmatilah
proses mengurus anak, pusingnya, ngadatnya, dan rewelnya anak sebagai lading amal.
Nikmatilah proses mendidik anak, menyekolahkan anak, dengan penuh jerih payah
dan tetesan keringat sebagai lading amal. Jangan pikirkan apakah anak mau balas
budi atau tidak, sebab kalau kita ikhlas menjalani proses ini, insya Allah
tidak akan pernah rugi. Karena memang rizki kita bukan apa yang kita dapatkan,
tapi apa yang dengan ikhlas dapat kita lakukan
Diketik
oleh : https://ariatmancool.blogspot.com
Sumber
: AL-AMIN
0 komentar:
Post a Comment