All-Published

Monday, April 16, 2012

Nikmati Proses ( Ceramah Singkat )

Tag : Nikmati prosesceramah singkat, islam, proses

Nikmati Proses ( Ceramah Singkat )
     Sebenarnya yang harus kita nikmati dalam hidup ini adalah proses. Mengapa? Karena yang bernilai dalam hidup ini ternyata adalah proses bukan hasil. Kalau hasil itu Allah yang menetapkan, tapi bagi kita punya kewajiban untuk menikmati dua perkara yang dalam aktivitas sehari-hari harus kita jaga, yaitu selalu menjaga setiap niat dari apapun yang kita lakukan dan selalu berusaha menyempurnakan ikhtiar yang dilakukan, selebihnya terserah Allah SWT.
     Seperti para Mujahidin yang berjuang membela bangsa dan agamanya, karena menang-kalah itu akan selalu dipergilirkan kepada siapapun. Tapi yang paling penting baginya adalah bagaimana selama berjuang itu niatnya benar karena Allah dan selama berjuang itu akhlaknya juga dapat terjaga. Tak akan rugi orang yang seperti ini, sebab ketika dapat mengalahkan lawan berarti dapat pahala, kalaupun terbunuh bias jadi syuhada.
     Ketika jualan dalam rangka mencari nafkah untuk keluarga, maka masalah yang terpenting bagi kita bukanlah uang dari jualan itu, karena uang itu ada jalurnya, ada rizkinya dari Allah dan semua pasti mendapatkannya. Karena kalau kita mengukur kesuksesan itu dari untung yang didapat, maka akan gampang sekali bagi Allah untuk memusnahkan untung yang didapat hanya dalam waktu sekejap. Dibuat musibah menimpanya, dikenakan bencana, hingga akhirnya semua untung yang dicari berpuluh-puluh tahun bisa sirna seketika.
     Walhasil yang terpenting dari bisnis dan ikhtiar yang dilakukan adalah prosesnya. Misal, bagamana selama berjualan itu kita selalu menjaga niat agar tidak pernah ada satu milligram pun hak orang lain yang terambil dari kita, bagaimana ketika berjualan itu kita tampil dengan penuh keramahan dan penuh kemuliaan akhlak, bagaiman ketika sedang bisnis benar-benar dijaga kejujuran kita, tepat waktu, janji-janji kita penuhi.
     Dan keuntungan bagi kita ketika sedang berproses mencari nafkah adalah dengan sangat menjaga nilai-nilai perilaku kita. Perkara uang sebenarnya tidak usah terlalu dipikirkan, karena Allah Mahatahu kebutuhan kita lebih tahu dari kita sendiri. Kita sama sekali tidak akan terangkat oleh keuntungan yang kita dapatkan tapi kita akan terangkat oleh proses mulia yang kita jalani. Ini perlu dicamkan baik-baik bagi siapa pun yang sedang bisnis bahwa yang termahal dari kita adalah nilai-nilai yang selalu kita jaga dalam proses.
     Dalam mencari rizki ada dua perkara yang perlu selalu kita jaga, ketika sedang mencari kita sangat jaga nilai-nilainya, dan ketika dapat kita distribusikan sekuat-kuatnya. Inilah yang sangat penting. Atau sudah daftar mau pergi haji, sudah dipotret, sudah manasik, dan sudah siap untuk berangkat, tiba-tiba kita menderita sakit sehingga batal untuk berangkat.
     Apakah ini suatu kerugian? Belum tentu! Siapa tahu ini merupakan nikmat dan pertolongan dari Allah, karena kalau berangkat haji belum tentu mabrur, mungkin Allah tahu kapasitas keimanan dan kapasitas keilmuan kita.
     Oleh sebab itu, sekali lagi jangan terpakau oleh hasil, karena hasil yang bagus menurut kita belum tentu bagus menurut  perhitungan Allah. Kalau misalnya kualifikasi mental kita hanya uang 50 juta yang mampu kita kelola. Suatu saat Allah memberikan untung 1 milyar, nah untung ini justru bisa jadi musibah buat kita.
     Karena setiap datangnya rizki akan efektif kalau iman kitanya bagus dan kalau ilmu kitanya bagus . kalau tidak, datangnya uang, datangnya gelar, datangnya pangkat, datangnya kedudukan, yang tidak dibarengi kualitas pribadi kita yang bermutu sama dengan datangnya musibah. Ada orang yang hina gara-gara dia punya kedudukan, karena kedudukannya tidak dibarengi dengan kemampuan mental yang bagus, jadi petantang-petenteng, jadi sombong, jadi sok tahu, maka dia jadi nista dan hina karena kedudukannya.
     Ada orang yang terjerumus, bergelimang maksiat gara-gara dapat untung. Hal ini karena ketika belum dapat untung akan susah ke tempat maksiat karena uangnya juga tidak ada, tapi ketika punya untung sehingga uang melimpah-ruah tiba-tiba dia begitu mudahnya mengakses tempat-tempat maksiat.
Selalulah kita nikmati proses. Seperti saat seorang ibu buat kue lebaran, ternyata kue lebaran yang hasilnya begitu enak itu telah melewati proses yang begitu panjang dan lama. Mulai dari mencari bahan-bahannya, memilah-milahnya, menyediakan peralatan yang pas, hingga memadukannya dengan takaran yanag tepat, dan sampai  menungguinya di oven.
     Dan lihatlah ketika sudah jadi kue, baru dihidangkan beberapa menit saja, sudah habis. Apalagi biasanya tidak dimkan sendirian oleh yang membuatnya. Bayangkan kalau orang membuat kue tadi tidak menikmati proses membuatnya, dia akan rugi karena dapat capeknya saja, karena hasil proses membuaat kuenya pun habis dengan seketika oleh orang lain.
     Arinya, ternyata yang kita nikmati itu bukan sekedar hasil, tapi proses. Begitu pula ketika ibu-ibu punya anak, lihatlah prosesnya. Hamilnya Sembilan bulan, sungguh begitu berat, tidur susah, berbaring sulit, berdiri berat, jalan juga limbung, masya Allah.
     Kemudian saat melahirkannya pun berat dan sekitarnya juga setengah mati. Padahal setelah si anak lahir belum tentu balas budi. Sudah perjuangan sekuat tenaga melahirkan. Bayangkanlah kalau semua proses mendidik dan mengurus anak itu tidak pakai keikhlasan, maka akan sangat tidak sebanding antara balas budi anak dengan pengorbanan ibu bapaknya.
     Bayangkan pula bila menunggu anaknya berhasil, sedangkan prosesnya sudah capek stengah mati seperti itu, tiba-tiba anak meninggal, naudzhubillah, apa yang kita dapatkan? Oleh sebab itu, bagi para ibu, nikmati proses hamil sebagai lading amal.
    Nikmatilah proses mengurus anak, pusingnya, ngadatnya, dan rewelnya anak sebagai lading amal. Nikmatilah proses mendidik anak, menyekolahkan anak, dengan penuh jerih payah dan tetesan keringat sebagai lading amal. Jangan pikirkan apakah anak mau balas budi atau tidak, sebab kalau kita ikhlas menjalani proses ini, insya Allah tidak akan pernah rugi. Karena memang rizki kita bukan apa yang kita dapatkan, tapi apa yang dengan ikhlas dapat kita lakukan
Diketik oleh : https://ariatmancool.blogspot.com
Sumber : AL-AMIN
Edisi : 13/Th. XVIII


0 komentar:

Post a Comment